Jelaskanketerkaitan antara tahapan pada proses siklus karbon dengan aliran energi pada ekosistem! SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
RumahCom – Kondisi lingkungan saat ini semakin kritis, sehingga perlu diselamatkan. Cara yang paling mudah adalah dengan hemat energi di rumah. Kondisi lingkungan semakin hari mengalami kerusakan yang parah. Hal ini disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya alam yang terlalu berlebihan tanpa melihat keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu sudah banyak gerakan yang ramah lingkungan yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, termasuk rumah. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk melakukan gerakan ramah lingkungan di rumah, misalnya dengan menghemat pemakaian energi. Ada beberapa cara yang bisa Anda dan anggota keluarga terapkan untuk menghemat energi, berikut di antaranya Menggunakan lampu LED Lampu LED dikenal memiliki masa pakai yang sangat lama, bahkan ada yang hingga belasan tahun. Lampu jenis ini juga menghasilkan cahaya yang terang namun lembut, sehingga tidak begitu menyilaukan bagi mata Anda. Penggunaan dayanya juga terbilang cukup rendah, dan tentu saja lampu LED menjadi lebih ramah lingkungan. Hal ini tentu berdampak langsung pada berkurangnya kebutuhan tenaga pembangkit listrik sehingga mengurangi emisi CO2. Oleh karena itu, gantilah lampu pijar Anda dengan lampu LED yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Manfaatkan kain bekas Penggunaan tisu semakin banyak saat ini. Padahal tisu dibuat dari pohon, sehingga semakin banyak penggunaan tisu maka semakin banyak pula pohon yang digunakan. Jika tidak ada pengurangan penggunaan tisu hal ini akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang semakin serius. Oleh karena itu cobalah untuk menggunakan sapu tangan atau kain bekas. Anda bisa membuat alat pembersih secara DIY do it yourself dengan menggunakan kain bekas tersebut. Banyak kreasi unik yang bisa dibuat, terlebih jika Anda menggunakan kain-kain dengan motif lucu. Rajin membersihkan kulkas dan AC Kulkas dan AC merupakan alat yang harus rutin dibersihkan. Karena jika kedua benda tersebut dalam keadaan tidak bersih, maka dibutuhkan energi yang lebih banyak untuk proses pendinginan. Hal ini akan membuat rumah Anda menjadi lebih boros energi dan berdampak langsung pada lingkungan. Anda bisa membersihkan kulkas dan AC sekali dalam sebulan. Untuk bagian kulkas Anda bisa membersihkan bagian dalamnya. Sementara untuk AC selain bagian dalamnya, Anda juga perlu membersihkan bagian selangnya juga. Keringkan pakaian dengan cara alami Sekarang sudah banyak alat pengering pakaian yang lebih praktis. Namun jika tidak terlalu mendesak, Anda bisa menggunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian. Penggunaan alat pengering yang terlalu sering dikhawatirkan akan lebih boros energi. Pastikan pakaian yang dikeringkan dijemur dengan baik di bawah sinar matahari. Hal ini akan membuat pakaian menjadi lebih kering secara merata. Anda bisa menggunakan pengering pakaian jika memang sedang terdesak, terburu-buru, atau ada kepentingan yang harus didahulukan. Belanja barang bekas Produksi beberapa perabot dalam rumah tangga tentu menghasilkan emisi yang membentuk efek rumah kaca. Jadi apa salahnya jika Anda membeli barang-barang bekas untuk memenuhi kebutuhan perabot. Ada banyak benda yang bisa Anda beli, misalnya kain, meja, lemari, ranjang. dan banyak lagi lainnya. Dengan begitu selain lebih hemat uang, Anda juga turut membantu dalam pelestarian lingkungan. Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Sumber
Keseimbanganlingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam suatu ekosistem. upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga kerusakan dan pencemaran yang SURAT EDARAN TENTANG Langkah-langkah Penghematan Energi di Lingkungan SIL dan SKSG Sehubungan dengan peran Sekolah Ilmu Lingkungan dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia dalam menjalankan program hemat energi demi keberlanjutan lingkungan hidup dan juga dalam rangka meningkatkan rangking Universitas Indonesia dalam Green Metric World, Universities Ranking, bersama ini disampaikan edaran langkah-langkah dalam melaksanakan penghematan terhadap penggunaan sarana dan prasarana kerja sebagai berikut Menghemat penggunaan listrik dan tata ruang, antara lain dengan cara menggunakan lampu dan peralatan listrik hemat energi; mematikan/ mengurangi penggunaan lampu dan peralatan listrik dalam ruangan yang tidak digunakan; menata ruangan tempat kerja agar tidak menghalangi cahaya masuk; mengurangi penggunaan lampu pada siang hari; mematikan komputer dalam kondisi shut down bila tidak digunakan dalam waktu lebih dari 2 jam. Jika dalam keadaan standby masih akan menyerap energi listrik; mematikan alat yang menggunakan listrik dan pastikan sumber listrik telah dicabut jika jam kerja sudah selesai dan anda akan pulang. Menghemat penggunaan pendingin ruangan dengan mengatur suhu pendingin ruangan pada suhu paling rendah 24 derajat celcius. Jika meninggalkan ruangan, memastikan AC dalam posisi off/ mati; Menghemat penggunaan telepon sesuai dengan kebutuhan. Menghemat penggunaan air sesuai dengan kebutuhan. Menghemat penggunaan ATK dan sediaan sesuai dengan kebutuhan menggunakan alat tulis yang dapat diisi ulang; menggunakan tinta printer yang dapat diisi ulang; menggunakan kertas HVS 70 gram. Menghemat kertas Menyimpan laporan dalam bentuk dijital, mencetak laporan jika dianggap perlu saja; Mencetak dokumen yang tidak resmi atau draft secara bolak-balik; Mencetak surat/ email jika diperlukan pada kertas bekas. Mengatur penggunaan kendaraan dinas hanya untuk kepentingan kedinasan. Menghemat sampah plastik Membawa botol minum dalam perjalan pergi dan pulang kantor; Membawa tempat makan untuk membeli makanan; Membawa tas kain untuk keperluan belanja dan membawa barang-barang sepanjang perjalanan pergi dan pulang kantor. Demikian edaran ini dibuat untuk dilaksanakan sebaik-baiknya. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami mengucapkan terima kasih. Sumber SumberEnergi Jaya dengan alasan seperti1 Kerusakan lingkungan akibat operasi from GT 1232 at University of Malaysia Sabah Berdasarkan data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB tahun 2015, bangunan mengonsumsi 40% energi, 25% air, dan 40% sumber daya di dunia. Bangunan disebut sebagai pemakan energi terbesar tak terkecuali di Indonesia. Padahal Indonesia saat ini berada di ambang krisis energi. Untuk itu, dibutuhkan langkah nyata untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu solusi yang diambil pemerintah terkait hal ini adalah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau yang mewajibkan setiap gedung yang akan dibangun bersertifikasi hemat energi. Untuk mendukung terealisasinya peraturan ini, maka Universitas Multimedia Nusantara UMN yang memiliki perhatian khusus terhadap isu lingkungan dan krisis energi mengadakan 2016 Green Building and Energy Management Seminar 2016 GEMS. Ir. Farida Zed, Direktur Konservasi Energi DJEBTKE, ESDM Dok. UMN Ir. Farida Zed, Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EBTKE mengatakan penghematan energi pada bangunan merupakan aspek prioritas dari pemerintah. “Pada tahun 2030, diperkirakan bangunan-bangunan di dunia yang tidak hemat energi akan menjadi penyumbang sepertiga emisi total CO2. Padahal, Indonesia merupakan satu dari tiga negara pengonsumsi energi terbesar di dunia. Hingga saat ini, sebanyak 85% konsumsi energi Indonesia masih dipenuhi dari energi fosil. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan tindakan preventif melalui peraturan-peraturan yang selalu diperbaharui setiap tahunnya terkait penghematan energi,” papar Farida dalam acara 2016 GEMS yang dilangsungkan Rabu, 20/4. Dalam kesempatan yang sama, Naning Adiwoso selaku Direktur Green Building Council Indonesia menjelaskan keterkaitan erat antara filosofi gedung hijau dengan kesehatan. “Dalam 24 jam, 85-90% orang-orang berada di dalam bangunan. Jika bangunan tersebut adalah bangunan yang tidak memiliki konsep hemat energi yang baik, maka orang-orang yang ada di dalam bangunan itu sama dengan menghirup racun selama 24 jam. Green building selain bisa mengurangi biaya operasional suatu bangunan juga memiliki fungsi lain, yaitu untuk menyehatkan orang-orang yang ada di dalamnya”, tukasnya. Dalam salah satu sesi Sharing Knowledge, Andrey Andoko, Wakil Rektor UMN memberikan salah satu penerapan konsep gedung hemat energi pada Gedung New Media Tower UMN yang dinobatkan sebagai juara pertama Energy Efficient Building kategori Tropical Building pada ASEAN Energy Award 2014. “Sejak pembangunan gedung kampus pertama kali, UMN sudah sangat memperhatikan masalah lingkungan. Di Gedung New Media Tower, konsep hemat energi diterapkan seutuhnya dengan cara mengontrol panas dan sinar matahari yang masuk ke ruangan dan juga meminimalkan penggunaan AC. Beberapa cara di antaranya adalah melalui pengontrolan panas menggunakan double skin facade yang terdiri dari tembok lapisan dalam dan lapisan plat alumunium berlubang-lubang kecil sebagai lapisan luar. Gedung New Media Tower juga memiliki banyak ruang terbuka yang menggunakan ventilasi udara alami. Dengan demikian ruangan menjadi tidak panas sehingga penggunaan AC bisa berkurang,” jelasnya. Dengan pengurangan ini, Andrey mengakui bahwa UMN bisa mengurangi konsumsi listrik hingga 47%. GN DapatkanBuku Hemat Energi Dan Lestari Lingkungan Melalui Bangunan karya Christina E. Mediastika di Toko Buku Online Bukukita.com. Buku berkualitas Original dengan harga murah. 1 Masuk - Mematikan lampu dan membeli peralatan yang hemat energi bukan hanya bermanfaat pada kondisi finansial, namun juga mampu menyelamatkan nyawa penelitian yang diterbitkan di Jurnal Environmental Science & Technology dari University of Wisconsin-Madison menjelaskan bahwa menghemat energi juga menyelamatkan nyawa dan bahkan mengurangi lebih banyak biaya untuk mengurangi efek kesehatan yang merugikan yang disebabkan oleh polusi udara."Dengan menghemat listrik, kita juga dapat menyelamatkan nyawa. Ada sejumlah manfaat kesehatan. Ini bonus. Kami menemukan ada alasan kesehatan tambahan untuk mematikan lampu," kata David Abel yang memimpin penelitian. Abel dan rekan-rekannya, termasuk penulis senior Tracey Holloway dari Nelson Institute, menggunakan seperangkat tiga model yang banyak digunakan untuk menghitung emisi pembangkit listrik, kualitas udara dan kematian manusia selama rentang tiga bulan musim panas, ketika penggunaan energi mereka menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi energi musim panas sebesar 12 persen akan mengurangi paparan polusi udara, khususnya ozon dan partikel halus. Singkatnya, udara yang lebih bersih akan menyelamatkan 475 nyawa manusia setiap tahun di Amerika Serikat, senilai sekitar 4 miliar dolar Amerika itu berarti hampir 5 sen per kilowatt jam energi yang digunakan. Itu adalah insentif besar, catat tim Wisconsin, mengingat bahwa biaya listrik rata-rata sekitar 10 sen per kilowatt jam."Kami mencoba menjelaskan bagaimana perubahan dalam sistem energi memiliki manfaat bagi kesehatan masyarakat. Sebagian besar, komunitas energi tidak fokus pada efek kesehatan manusia dari polusi udara," jelas menunjukkan penghematan dan bagaimana mengukur secara akurat nilai nyawa yang diselamatkan serta terkait pengurangan biaya perawatan kesehatan, tim peneliti berharap pemerintah merespon penemuan ini. Idealnya, dengan penemuan ini setidaknya menambah dorongan baru untuk strategi yang ada yang digunakan oleh pemerintah dan industri energi untuk membantu konsumen menghemat udara seperti ozon dan partikel halus yang disebabkan oleh emisi dari pembangkit listrik yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Mereka diketahui berkontribusi terhadap peningkatan insiden serangan asma dan penyakit pernapasan negara di Amerika Serikat gagal memenuhi standar ozon dan partikulat, seperti yang disyaratkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan."Ini sepertinya kesempatan yang terlewatkan. Efisiensi energi gratis, namun tidak dimasukkan dalam keranjang solusi,” kata News Wisc, tujuan implisit dari penelitian baru ini, kata Abel dan Holloway, adalah untuk membantu membangun jembatan antara serangkaian peneliti dan pembuat kebijakan. Infografik SC Hemat Listrik Bikin Sehat. - Sosial Budaya Penulis FebriansyahEditor Yandri Daniel Damaledo Gambar 2 : Penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Demikian pembahasan kunci jawaban tema 9 kelas 4 halaman 127. Semoga bermanfaat dan berguna bagi kalian, Terimakasih selamat belajar! Energi dan Lingkungan Hidup adalah dua hal yang saling berkaitan. Dimana keterkaitan ini menjadi suatu kunci untuk kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Bagaimana energi yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan hidup serta bagaimana lingkungan hidup dapat menghasilkan energi yang baik yang nantinya dapat berguna untuk kehidupan kita merupakan suatu kekuatan atau tenaga yang dihasilkan untuk mempermudah kinerja bukan waktu yang mana energi selalu dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk membantu kinerjanya untuk melakukan Lingkungan Hidup merupakan suatu lingkup lingkungan yang didalamnya terdapat makhluk hidup maupun makhluk tidak hidup yang berasal dari alam. Lingkungan hidup menjadi tempat berkembangnya para makhluk hidup dan manusia sebagai makhluk hidup yang paling unggul memnafaatkan lingkungan hidup sebagai tempat mencari berbagai kebutuhan manusia kita menghubungkan antara energi dan lingkungan hidup maka kita dapat memanfaatkan dua hal tersebut untuk membantu kita mendapatkan manfaat dari lingkungan dan energi yang ada. Sebagai contoh kita sebagai makhluk hidup yang konsumtif dan ketergantungan dengan yang namanya energi dan lingkungan memanfaatkan mata air untuk yang disebutkan diatas adalah energi yang berasal dari alam. Jika kita menggunakannya dengan benar dan bijaksana maka kelangsungan lingkungan hidup di sekitar kita juga dapat terjaga dengan itu antara energi dan lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan untuk kepentingan masing-masing. Dua hal ini harus saling keterkaitan dan kita sebagai manusia, harus menjaga kedua keterkaitan tersebut agar ekosistem di bumi ini dapat terjaga dengan baik.
1 Hemat energi listrik. Gunakan pemakaian listrik seperlunya saja. Dengan begitu, Quipperian sudah berkontribusi dalam mengurangi pemakaian batu bara yang bisa menimbulkan emisi gas karbondioksida di udara. 2. Beralih dari pupuk nonorganik ke pupuk organik. Peningkatan hasil pertanian tidak harus selalu berbasis pupuk kimia atau nonorganik.
PertanyaanPerhatikan gambar berikut! Perilaku hemat energi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat peristiwa tersebut adalah ....Perhatikan gambar berikut! Perilaku hemat energi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat peristiwa tersebut adalah .... menggunakan masker wajah saat berkendara menggunakan mobil pribadi saat bepergian melakukan penghijauan di sepanjang jalan menggunakan sepeda saat bepergian dekat Jawabanpilihan jawaban yang tepat adalah jawaban yang tepat adalah hematenergi sudah harus mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan hemat energi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor, dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk pergi ke suatu tempat jika jarak tempuhnya dekat. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah hemat energi sudah harus mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Perilaku hemat energi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor, dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk pergi ke suatu tempat jika jarak tempuhnya dekat. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah D. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!736Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!ffatiaaJawaban tidak sesuai jelaskanketerkaitan antara daur biogeokimia dengan aliran energi yang terjadi dalam suatu ekosistem! SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
Wacana Green Building perlahan namun pasti menembus dunia perancangan dan konstruksi. Penyebab utamanya adalah sistem dan pelaksanaan pembangunan yang sering kali menggunakan banyak energi bumi, merusak habitat dan lingkungan sekitar, juga mengganggu kehidupan manusia sekitarnya. Namun manusia terus ber-inovasi agar bumi yang kita tinggali ini tidak semakin rusak dengan tetap berkembangnya berbagai macam pembangunan, berbagai macam upaya seperti efisiensi penggunaan sumber daya pada konstruksi, proses pembangunan dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak sekitarnya, dan lain sebagainya dilakukan demi mengurangi dampak negatif yang selama ini terus menerus disumbangkan oleh pembangunan kepada lingkungan. Seluruh aspek dan pihak terlibat untuk mewujudkan hal ini, pada akhirnya ditemukanlah istilah istilah seperti bangunan ramah lingkungan, bangunan berkelanjutan, bangunan hijau, konstruksi hijau dan lain sebagainya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 ABSTRAK Wacana Green Building perlahan namun pasti menembus dunia perancangan dan konstruksi. Penyebab utamanya adalah sistem dan pelaksanaan pembangunan yang sering kali menggunakan banyak energi bumi, merusak habitat dan lingkungan sekitar, juga mengganggu kehidupan manusia sekitarnya. Namun manusia terus ber-inovasi agar bumi yang kita tinggali ini tidak semakin rusak dengan tetap berkembangnya berbagai macam pembangunan, berbagai macam upaya seperti efisiensi penggunaan sumber daya pada konstruksi, proses pembangunan dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak sekitarnya, dan lain sebagainya dilakukan demi mengurangi dampak negatif yang selama ini terus menerus disumbangkan oleh pembangunan kepada lingkungan. Seluruh aspek dan pihak terlibat untuk mewujudkan hal ini, pada akhirnya ditemukanlah istilah istilah seperti bangunan ramah lingkungan, bangunan berkelanjutan, bangunan hijau, konstruksi hijau dan lain sebagainya. Kata Kunci bangunan ramah lingkungan, bangunan berkelanjutan, bangunan hijau, konstruksi hijau 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Wacana Green Building perlahan namun pasti menembus dunia perancangan dan konstruksi. Penyebab utamanya adalah sistem dan pelaksanaan pembangunan yang sering kali menggunakan banyak energi bumi, merusak habitat dan lingkungan sekitar, juga mengganggu kehidupan manusia sekitarnya. Namun manusia terus ber-inovasi agar bumi yang kita tinggali ini tidak semakin rusak dengan tetap berkembangnya berbagai macam pembangunan, berbagai macam upaya seperti efisiensi penggunaan sumber daya pada konstruksi, proses pembangunan dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak sekitarnya, dan lain sebagainya dilakukan demi mengurangi dampak negatif yang selama ini terus menerus disumbangkan oleh pembangunan kepada lingkungan. Seluruh aspek dan pihak terlibat untuk mewujudkan hal ini, pada akhirnya ditemukanlah istilah istilah seperti bangunan ramah lingkungan, bangunan berkelanjutan, bangunan hijau, konstruksi hijau dan lain sebagainya. Peraturan Walikota Bandung No. 1023/2016 tentang Bangunan Gedung Hijau Perwal BGH yang mulai berlaku sejak 26 Agustus 2016 sebagai dasar hukum implementasi bangunan gedung hijau, mengamanatkan pesan yang jelas dalam mewujudkan efisiensi sumber daya energi, air dan CO2 serta sumber daya lainnya dari sektor bangunan gedung. Sebagai kota kedua di Indonesia setelah Jakarta yang menerapkan peraturan dengan mewajibkan semua jenis bangunan berupa fungsi hunian rumah tinggal, rumah susun, fungsi usaha perkantoran, pertokoan, mall, fungsi sosial budaya rumah sakit, museum, sekolah, keagamaan dan fungsi campuran superblok wajib memenuhi persyaratan hijau sesuai pengenaannya. 3 Apabila bangunan tersebut mampu melampaui persyaratan wajib yang telah ditentukan, maka dapat diberikan insentif yang ditentukan kemudian. Hal ini merupakan pendorong agar implementasi bangunan hijau ini dapat diterapkan secara lebih luas. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka topik Green Building atau Bangunan Hijau menjadi menarik untuk dikaji, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun perawatan dari bangunan yang telah menerapkan konsep Green Building atau Bangunan Hijau, terutama pada perancangan, penataan di Kota Bandung Tujuan Penulisan Peraturan Wali Kota Perwal baru Nomor 1023/2016 tentang Bangunan atau Gedung Hijau Green Building di Kota Bandung digadang-gadang Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai salah satu solusi untuk menghemat energi, terutama energi listrik. Jika ini dilaksanakan, maka dalam sepuluh tahun terjadi penghematan listrik luar biasa, penghematan listrik yang bisa dilakukan Kota Bandung setara dengan Rp 500 miliar. Selain itu, sesuai hasil penelitian yang dilakukan, dengan mengatur gedung dan bangunan mengikuti konsep hijau, Kota Bandung juga bisa menjadi daerah yang secara signifikan mengurangi kadar CO2. Kalau dilaksanakan dan semua disiplin bisa mengurangi karbon CO2 yang polutif sebanyak ton atau setara dengan penyerapan CO2 oleh pohon mahoni dewasa selama 10 tahun. Pemerintah Kota Bandung berharap pemerintah pusat melalui Kementerian PU-PR bisa mengadaptasi peraturan wali kota tentang green building yang dibuatnya agar seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa mengikuti. 4 PEMBAHASAN Definisi Green Building Green building didefinisikan oleh Environmental Protection Agency EPA sebagai struktur bangunan yang environmentally responsible dan menggunakan sumber daya secara efisien di seluruh siklus hidupnya. Konsep ini memperluas dan melengkapi tujuan dari bangunan biasa yang selama ini hanya fokus kepada nilai ekonomi, utilitas, kekuatan dan kenyamanan bangunan. Green building dirancang untuk mengurangi dampak menyeluruh akibat pembangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, melalui a. Penggunaan energi, air dan sumber daya lain secara efisien. b. Perlindungan kesehatan penghuni bangunan dan peningkatan produktivitas karyawan. c. Meminimalisir timbunan limbah, polusi, dan degradasi lingkungan. Sebagai contoh, green building dapat memanfaatkan material bangunan yang ramah lingkungan atau berkelanjutan dalam konstruksinya misalnya material hasil reuse dan recycle, atau terbuat dari sumber daya terbarukan; menciptakan lingkungan indoor yang sehat dan tidak tercemar polutan yaitu dengan mengurangi pemakaian produk yang mengemisikan polutan; serta perancangan landscape yang dapat meminimalisir pemakaian air. Green Building Council Indonesia adalah lembaga mandiri non government dan nirlaba not-for profit yang berkomitmen terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan. Green Building Council Indonesia atau GBCI ditunjuk oleh KLH sebagai Lembaga Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan yang pertama di Indonesia. GBCI merupakan Emerging Member dari World Green Building Council WGBC yang berpusat di Toronto, Kanada. WGBC saat ini beranggotakan 73 negara dan hanya memiliki satu GBC di setiap negara. 5 Meskipun belakangan ini banyak pengembang properti maupun perumahan yang menyatakan bahwa bangunannya berkonsep green building, pihak GBCI menyatakan saat ini baru ada dua gedung di Indonesia yang secara resmi telah memiliki sertifikasi Green Building. Dua gedung tersebut adalah Menara BCA di Grand Indonesia Jakarta, dan gedung milik PT. Dahana di Subang. Keduanya mendapatkan sertifikasi Greenship Platinum dari GBCI. Greenship adalah rating tools yang telah ditetapkan oleh GBCI sebagai sistem penilaian yang menjembatani konsep bangunan ramah lingkungan dan prinsip keberlanjutan dengan praktik yang nyata. Green building juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup-bangunan mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan klien di semua tahapan proyek. Praktik Green Building memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan. Green construction ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan. Konsep Green Building Konsep pembangunan berkelanjutan dapat ditelusuri dengan energi minyak terutama fosil krisis dan pencemaran berwawasan lingkungan pada tahun 1970. Gerakan green building di Amerika Serikat berasal dari kebutuhan dan keinginan untuk lebih hemat energi dan ramah lingkungan konstruksi praktek. Ada 6 sejumlah motif untuk membangun hijau, termasuk manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial. Namun, inisiatif keberlanjutan yang modern panggilan untuk desain terpadu dan sinergis untuk kedua konstruksi baru dan dalam perkuatan struktur yang ada. Juga dikenal sebagai desain yang berkelanjutan, pendekatan ini mengintegrasikan membangun siklus hidup dengan setiap praktik hijau digunakan dengan tujuan desain-untuk menciptakan sinergi antara praktek yang digunakan. Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak lingkungan. 3. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan. 4. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan. 5. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa yang akan datang. Suatu bangunan dapat disebut sudah menerapkan konsep bangunan hijau apabila berhasil melalui suatu proses evaluasi tersebut tolak ukur penilaian yang dipakai adalah Sisterm Rating. Sistem Rating adalah suatu alat yang berisi butir-butir dari aspelk yang dinilai yang disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai. Apabila suatu bangunan berhasil melaksanakan butir rating tersebut, maka mendapatkan nilai dari butir tersebut. Kalau jumlah semua nilai yang berhasil dikumpulkan bangunan tersebut dalam melaksanakan Sistem Rating tersebut mencapai suatu jumlah yang 7 ditentukan, maka bangunan tersebut dapat disertifikasi pada tingkat sertifikasi tersebut. Kategori Penerapan Green Building Selubung Bangunan / Bentuk dan Orientasi Bangunan Selubung bangunan terdiri dari komponen tidak tembus cahaya misalnya dinding dan sistem fenestrasi atau komponen tembus cahaya misalnya jendela yang memisahkan interior bangunan dari lingkungan luar. Selubung bangunan memberikan perlindungan terhadap pengaruh lingkungan luar yang tidak dikehendaki seperti panas, radiasi, angin, hujan, kebisingan, polusi, dll. Selubung bangunan bangunan memiliki peran penting dalam mengurangi konsumsi energi untuk pendinginan dan pencahayaan. Pada bangunan gedung bertingkat menengah dan tinggi, luas dinding jauh lebih besar daripada luas atap. Oleh karena itu, perancangan selubung bangunan vertikal, terutama jendela, harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari masuknya panas ke dalam bangunan secara berlebihan. Pada bangunan bertingkat rendah dimana atap memiliki bidang yang lebih luas daripada dinding, panas yang masuk dari atap mungin menjadi faktor penentu beban pendinginan secara keseluruhan. Selain itu, jendela dan skylight akan menentukan besarnya cahaya yang dapat masuk ke dalam bangunan. Dengan mengoptimalkan desain komponen tembus cahaya , konsumsi energi untuk pencahayaan buatan dapat dikurangi secara signi!kan dengan tetap menghindari masuknya panas yag berlebih ke dalam bangunan. 8 AC Kebanyakan bangunan modern dirancang untuk sepenuhnya atau sebagian besar tertutup, melindungi penghuninya dari kontak langsung dengan lingkungan luar. Sistem pengkondisian udara digunakan untuk mengatur suhu udara dan kelembaban yang nyaman di dalam ruangan. Hal ini kontras dengan arsitektur tradisional Indonesia, yang sangat bergantung pada sistem peneduh yang melindungi ruangan dari terik sinar matahari, serta adanya hembusan angin yang bebas melalui bangunan. Dalam iklim tropis Bandung, kenyamanan termal terutama disediakan oleh pendinginan suhu ruangan, penurunan kadar kelembaban udara yang dipasok ke dalam ruangan, dan memastikan pasokan udara bersih. Kondisi “nyaman” seperti yang didefinisikan oleh standar bagi Bandung meliputi suhu ruangan 25°C dan 54% sampai 66% kelembaban relatif. Sebagaimana Gambar 1 dan 2 menunjukkan, kondisi luar di Bandung sebagian besar di atas standar ini, yang membutuhkan pendinginan mekanik dan pengurangan kelembaban. Ini menyebabkan kebutuhan yang cukup tinggi untuk AC sepanjang tahun. Sebuah studi pada beberapa bangunan di Kota Bandung Gambar di bawah menunjukkan AC sebagai pengguna akhir yang mengkonsumsi energi tertinggi pada semua jenis bangunan yang diteliti. Sistem Pencahayaan Cahaya merupakan suatu keharusan agar dapat melakukan aktivitas dengan baik serta untuk menciptakan kenyamanan visual. Cahaya matahari menjadi sumber utama cahaya hingga saat ini. Ssebagian besar kebutuhan kita akan pencahayaan, sampai saat ini sebenarnya dapat dipenuhi oleh pencahayaan alami, jika bangunan dirancang dengan tepat. Namun, pencahayaan buatan dengan listrik tidak dapat dihindari pada saat cahaya alami tidak tersedia, atau di dalam ruangan tanpa akses ke pencahayaan alami. 9 Desain sistem pencahayaan yang cermat, perlengkapan yang efisien dan kontrol yang baik memiliki potensi untuk mengurangi total konsumsi energi pada bangunan di Bandung hingga 15%. Penerapan peraturan bangunan gedung hijau diharapkan dapat mendorong penghematan energi pencahayaan dan pendinginan serta sekaligus meningkatkan kenyamanan visual dalam bangunan. Sistem Pengkondisian Udara & Ventilasi Sistem tenaga listrik menyalurkan listrik yang dihasilkan dari sumber biasanya pembangkit listrik dan memasoknya untuk bangunan dan sistem di dalamnya, seperti pencahayaan, pengkondisian udara, peralatan dan ventilasi. Kehilangan energi energy losses terjadi pada semua segmen dari sistem kelistrikan termasuk ketika menghasilkan, mengangkut, menyalurkan, dan mengkonsumsi listrik. Sementara ketiga segmen pertama berada di luar lingkup pedoman ini, kehilangan energi selama proses konsumsi listrik dalam bangunan sangat menguras sumber daya dan biaya operasional. Kebanyakan bangunan modern dirancang untuk sepenuhnya atau sebagian besar tertutup, melindungi penghuninya dari kontak langsung dengan lingkungan luar. Sistem pengkondisian udara digunakan untuk mengatur suhu udara dan kelembaban yang nyaman di dalam ruangan. Hal ini kontras dengan arsitektur tradisional Indonesia, yang sangat bergantung pada sistem peneduh yang melindungi ruangan dari terik sinar matahari, serta adanya hembusan angin yang bebas melalui bangunan. Dalam beberapa kasus konsumsi energi untuk transportasi vertikal bisa mencapai hingga 15%. 10 Efisiensi Air Air adalah sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan dan kesehatan yang baik, tetapi sekitar sepertiga dari populasi global tidak memiliki akses keair bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun sebagian besar dari planet kita mengandung air, sebagian besar adalah air asin dan dengan demikian tidak dapat dikonsumsi. Volume Air tawar hanya dari total air di bumi, dimana 70% nya terkunci dalam gletser dan tertutup salju permanen. Sumber air yang terbatas digabungkan dengan kebutuhan air bersih yang besar secara global telah menyebabkan kelangkaan air di seluruh dunia. Meskipun Bandung terletak di dataran tinggi ±768 m di atas permukaan laut rata-rata dpl mean sea level, kawasan Bandung selatan yang relative lebih rendah dan dikelilingi pengunungan menyebabkan Bandung terletak pada area yang berbentuk seperti cekungan Bandung basin. Hal ini menyebabkan kawasan Bandung selatan menjadi langganan Banjir setiap musim hujan. Dengan asumsi kebutuhan air bersih = 125 l/hari/jiwa, diperkirakan kebutuhan 7,835,410 penduduk di Bandung dan sekitarnya pada tahun 2005 sebanyak juta m/tahun. Disisi lain, kemampuan PDAM dalam memasok air bersih di Kota dan Kabupaten Bandung hanya juta m3/tahun, atau dari total kebutuhan. Kekurangan kebutuhan air dipenuhi dari air tanah dangkal, tengah dan dalam. Sudah barang tentu penggunaan air tanah di Bandung saat ini jauh lebih besar akibat pertumbuhan penduduk yang pesat karena urbanisasi, intensitas penggunaan air tanah yang semakin besar akibat perkembangan kawasan komersial dan industri, serta pengembangan infrastruktur PDAM yang tidak setara dengan pesatnya laju pertumbuhan kota. Pasokan air pipa perkotaan PDAM di Bandung, seperti halnya kota lain di Indonesia, ditandai dengan tingkat akses dan kualitas yang buruk. Keandalan, jangkauan yang terbatas dari jaringan pipa, biaya rendah air tanah, dan kualitas air merupakan faktor penting yang menyebabkan kosumen lebih suka menggunakan air tanah. Kecenderungan ini telah menyebabkan penggunaan air tanah yang 11 berlebihan dan pencurian air tanah, yang menyebabkan penurunan kualitas, kuantitas dan salinasi akuifer serta intensitas banjir yang meningkat. Banyak alasan penyebab peningkatan banjir telah dikemukakan, termasuk a. Luasan ruang terbuka hijau yang menurun tajam mengakibatkan peningkatan limpasan air dan sedimentasi di sungai. Berkurangnya resapan air juga menjadi penyebab utama habisnya cadangan air tanah. b. Kurangnya sistem pembuangan sampah yang memadai, mengakibatkan polusi dan tersumbatnya sung Pengelolaan Lahan Pengelolaan lahan merupakan bagian yang tidak berkaitan langsung dengan kinerja bangunan gedung, namun menjadi salah satu faktor yang sangat terlihat dan mendapatkan perhatian utama. Mengapa demikian, karena persyaratan pengelolaan lahan menjelaskan bagaimana korelasi antar bangunan dengan kaveling/persil bangunan itu berdiri, bangunan ke bangunan sekitarnya, dan secara luas, bangunan terhadap lingkungan perkotaan. Misalnya pesyaratan yang berkaitan dengan penyediaan RTH, secara kasat mata akan mudah diamati apakah suatu bangunan tersebut memiliki dan menerapkan penyediaan RTH dengan benar, berupa alokasi hijau bangunan pada kaveling, maupun hijau pada bagian-bagian bangunan. Contoh lainnya, adalah penyediaan fasilitas pendukung, yang difokuskan pada bagaimana prinsip-prinsip aksesibilitas ke dan dari bangunan sebanyak mungkin mampu meresapkan air ke dalam tanah, dan mendorong pengurangan penggunaan moda transportasi bermotor guna mengurangi emisi CO₂ dengan memberikan peluang lebih banyak penggunaan sepeda dan fasilitasnya, berupa rak sepeda dan kamar mandi. Untuk pengelolaan limbah padat dan sampah, saat ini difokuskan untuk melakukan pengelolaannya, berupa penerapan regulasi baku limbah padat dan upaya pemisahan sampah dalam kontainer-kontainer terpisah. Penyediaan RTH saat ini merupakan indikator utama dari kualitas kehidupan perkotaan yang semakin baik. Banyak kota-kota di dunia memandang isu RTH ini adalah komponen krusial dalam memberikan pelayanan dasar kepada 12 penduduknya. Bentuknya bisa bermacam-macam, umumnya berupa taman yang digunakan untuk rekreasi park atau area yang digunakan untuk ditanami varian pepohonan garden. Di bawah ini adalah data besaran RTH di kota-kota di dunia, dibandingkan dengan Vienna, Austria, yang disebut sebagai barometer penyediaan RTH. Pola perkembangan pembangunan Kota Bandung berakibat langsung terhadap ketersediaan RTH saat ini. Meskipun demikian, apabila diamati, di beberapa wilayah kota dengan tingkat kepadatan tinggi, pengendalian ketersediaan RTH masih cukup baik. Berikut adalah beberapa contoh sebaran RTH di lokasi-lokasi utama pusat Kota Bandung. Penerapan Green Building di Negara Lain a. Gedung BCA Academy di Singapura Gambar Gedung BCA Academy Sumber Pustaka Konstruksi / ED 07 FEB 2012 7 / 40 Gedung BCA Academy di Singapura ini merupakan salah satu bangunan terhijau saat ini, karena selain memanfaatkan tumbuhan sebagai pengendali suhu ruangan juga memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik gedung ini. 13 b. PEARL RIVER TOWER Cina Gedung ini mengonsumsi energi 60% lebih sedikit dari bangunan dengan ukuran serupa. Pearl River Tower memanfaatkan angin untuk memenuhi kebutuhan energinya, yang mengarahkan angin ke empat bukaan di lantai mekanik bangunan tersebut. Gedung ini memanfaatkan turbin besar untuk menarik angin dari arah timur dan merubahnya menjadi energi listrik. Turbin menghasilkan hampir 15 kali lebih tenaga listrik daripada generator biasa. Serta penggunakan panel surya yang dipasang pada gedung tersebut, yang hal tersebut merupakan salah satu energi yang dihasilkan matahari dan disimpan dalam paanel tersebut. Dalam pencahayaannya juga masih menggunakan sinar matahari, jadi penerangannya sangat memberikan kehangatan dengan menggunakan matahari bukan dengan energi listrik saja. c. Mode-Gakuen Spiral Towers Japan Gakuen Spiral Towers adalah gedung kampus yang berada di kota Nagoya, Jepang dengan bentuk spiral dan dibuat oleh Nikken Sekkei. Gedung yang terdiri dari 36 lantai dengan tinggi sekitar 170 m ini merupakan kampus untuk 3 jurusan disana yaitu fashion design, komputer serta kedokteran. Teknologi ramah lingkungan yang diterapkan pada gedung ini adalah penggunaan kaca jendela sistem Double-Glazed Air Flow yang bertujuan untuk menyerap panas yang masuk ke dalam gedung serta penggunaan ventilasi udara secara alami. Teknologi ini digunakan untuk mengurangi pemakaian AC di dalam ruangan. 14 d. Micro Emission Sun-Moon Mansion Cina Dibangun dengan desain menyerupai matahai. ini merupakan gedung dengan tenaga surya terbesar di sebagai hotel, perkantoran, dan pusat konferensi. Gedung ini dilengkapi dengan m2 panel tenaga surya untuk mendukung semua bagian gedung ini. Selain itu dilengkapi juga dengan kaca berukuran besar untuk menghemat penggunaan lampu. 15 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas maka diambil simpulan sebagai berikut 1. Green building juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup-bangunan mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan klien di semua tahapan proyek. 2. Energi matahari sebagai alternatif energi selain BBM & MIGAS dapat diterapkan dalam membangun rumah yang hemat energi dalam bentul panel surya untuk atap maupun dalam bentuk sel gratzel yang bisa digunakan sebagai jendela. 3. Tingginya biaya instalasi panel surya dapat diatasi jika ada kemauan dari pihak pemerintah misalnya dengan memberikan subsidi, sosialisasi besar-besaran mengenai keuntungan penggunaan sel surya, serta kemauan dari pihak industri bersama teknokrat untuk menciptakan sel surya yang murah dan efisien. 4. Pada skala lingkungan mikro, fenomena radiasi matahari ini mempengaruhi laju peningkatan suhu lingkungan. Kondisi demikian mempengaruhi aktivitas manusia di luar ruangan, untuk mengatasi fenomena ini ada tiga hal yang bisa dikendalikan yaitu durasi penyinaran matahari, intensitas matahari, dan sudut jatuh matahari 5. Pemilihan material untuk membangun sebuah rumah juga akan berpengaruh terhadap efek keramah-tamahan lingkungan yang sedang gencar-gencarnya dikampanyekan. gunakanlah sumber daya yang bisa diperbarui. Sumber daya yang bisa diperbarui misalnya material bangunan dari kayu, bebatuan dan semacamnya yang pada umumnya adalah material alami yang banyak terdapat di lingkungan sekitar dan mudah untuk diperbarui kembali. Selanjutnya bisa 16 menggunakan kembali material bangunan yang masih layak pakai, dan mengolah limbah atau material sisa bangunan untuk dapat dimanfaatkan kembali. 6. Perancangan rumah yang hemat energi dan ramah lingkungan harus memperhatikan aspek kecukupan cahaya, ventilasi, dan sanitasi. 7. Sebaran penggunaan energi dalam rumah tinggal lebih banyak pada aspek fungsi penghawaan atau penyegaran udara dan aspek fungsi pencahayaan, sehingga kedua hal ini penting untuk menjadi fokus dalam pembahasan konsep penghematan energi ini. Pembahasan tentang penghematan energi ditekankan pada langkah ekologis, yaitu dengan menciptakan kesinambungan antara rumah tinggal dengan lingkungannya atau adanya interaksi dengan alam. 8. Pemilihan bahan material untuk bangunan hendaknya juga memperhatikan aspek keberlanjutan dan ramah lingkungan. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat dilakukan selanjutnya sebagai berikut 1. Perlunya kesadaran dari semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan dan menerapkan penggunaan energi alternatif. 2. Perlunya kesadaran dari tiap keluarga maupun pengembang/kontraktor agar memperhatikan aspek hemat energi dan ramah lingkungan ketika merancang sebuah Bangunan 17 Daftar Pustaka Pustaka Konstruksi / ED 07 FEB 2012 Rintulebda. 9 November 2012. Green Building Solusi Global Warming. Ghini, I. 2009, 19, April Konstruksi Bangunan Rumah Ramah Lingkungan. Kompas Forum [online]. Tersedia Kresna. 2011 Bangunan Hijau Green Building. [online]. Tersedia [20 Oktober 2012]. http//Makalah Green Buliding/MAKALAH GREEN ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Sumberutama kebijakan utama dari pembangunan di Indonesia semuanya bersumber kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Hingga saat ini, UUD 1945 telah empat kali di amandemen, dimana konsep mengenai pembangunan berkelanjutan atau sustainable development baru dimasukkan dalam amandemen yang keempat yang ditetapkan pada tanggal 10 Agustus 2002. Dengan adanya pengaturan mengenai hak atas lingkungan Jawaban Jika kita membuang buang air maka airnya akan sia siaJika kita terus terusan menggunakan minyak bumi maka nantinya akan habisJika kita tak mematikan lampu saat tak dibutuhkan maka akan terbuang sia siaJika disia sia kan maka akan ada lebih banyak penggalian energi untuk memenuhi kebutuhan yang tentunya bisa merusak kalo salahKasih pendapat kalian Sejumlahkeputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan politik dan hukum. Lingkungan itu dibentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Kadang - kadang peraturan - peraturan hukum itu juga menciptakan peluang baru bagi dunia bisnis.

– Energi listrik dan gas yang digunakan oleh rumah tangga bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca. Menghemat pemakaian energi penting untuk mengurangi produksi emisi gas rumah kaca dan menjaga yang sudah dilakukan untuk menghemat energi perlu dilakukan secara konsisten agar upaya menjaga lingkungan lebih . Dilansir dari Good Energy, berikut adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk menghemat energi 1. Beralih ke lampu LEDLampu LED lebih efesien dibandingkan lampu pijar. Ia bertahan lebih lama dan dapat membersihkan cahaya yang lebih bersih dan alami. Baca juga Manfaat Tanaman Jarak sebagai Energi Alternatif 2. Matikan peralatan elektronik yang tidak digunakan Membiarkan alat elektronik dalam kondisi standby berarti listrik masih digunakan. Matikan setiap peralatan elektronik yang sudah digunakan dan cabut dari sakelar agar lebih hemat energi. 3. Bersihkan kulkas Bagian belakang lemari es bisa menjadi sangat kotor sehingga mengurangi efesiensi, jadi usahakan untuk membersihkannya, setidaknya satu tahun sekali. Dengan demikian, kulkas akan lebih awet dan lebih hemat energi.

HMpMnw6.
  • xflui7f2x4.pages.dev/360
  • xflui7f2x4.pages.dev/600
  • xflui7f2x4.pages.dev/813
  • xflui7f2x4.pages.dev/657
  • xflui7f2x4.pages.dev/831
  • xflui7f2x4.pages.dev/80
  • xflui7f2x4.pages.dev/393
  • xflui7f2x4.pages.dev/762
  • xflui7f2x4.pages.dev/375
  • xflui7f2x4.pages.dev/654
  • xflui7f2x4.pages.dev/793
  • xflui7f2x4.pages.dev/396
  • xflui7f2x4.pages.dev/202
  • xflui7f2x4.pages.dev/62
  • xflui7f2x4.pages.dev/949
  • jelaskan keterkaitan hemat energi dengan pengurangan kerusakan lingkungan