Dekomposeratau pengurai adalah organisme yang memakan organisme mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. Pengurai membantu siklus nutrisi kembali ke ekosistem lainnya. Dekomposer membuat tanah kaya dengan menambahkan senyawa organik dengan itu. Zat seperti karbon, air dan nitrogen dikembalikan ke ekosistem melalui tindakan pengurai.
- Siswa sekolah pasti pernah melihat atau menemukan cacing di tanah. Cacing adalah salah satu makhluk yang hidup di tanah. Ternyata, cacing tanah punya peran penting bagi tanah itu sendiri, sebab mampu memperbaiki struktur tanah. Selain cacing juga ada banyak makhluk hidup siswa yang sedang belajar flora tumbuhan dan fauna hewan tentu harus paham mengenai organisme tanah. Apa itu organisme tanah? Baca juga Situs Manusia Purba Sangiran, Siswa Yuk Belajar Melansir laman Sumber Belajar Kemendikbud Ristek, biota tanah atau organisme tanah adalah semua makhluk hidup baik hewan fauna maupun tumbuhan flora. Tentu yang seluruh atau sebagian dari fase hidupnya berada dalam sistem tanah. Berpengaruh pada kesuburan tanah Pada umumnya, organisme tanah berada pada lapisan tanah bagian atas, kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah. Aktivitas biologis yang ada di tanah 80-100 persen dilakukan oleh jamur dan bakteri. Keberadaan organisme tanah berpengaruh terhadap produktivitas dan daya dukung tanah. Aktivitas biologis yang dilakukan oleh organisme tanah dapat memengaruhi kesuburan dan kegemburan tanah. Namun demikian, ada juga aktivitas organisme yang merugikan bagi makhluk hidup lainnya misalnya organisme penyebab penyakit pada tanaman atau hewan peliharaan. Organisme tanah berperan dalam penguraian dekomposisi bahan-bahan organik yang berasal dari sisa makhluk hidup. Misalnya, daun-daun yang telah jatuh ke tanah, ranting-ranting, dan jasad hewan yang telah mati akan diuraikan menjadi materi organik yang lebih sederhana. Selain menguraikan materi organik, organisme tanah juga dapat membantu pelapukan batuan menjadi bahan-bahan anorganik atau yang biasa kita sebut mineral tanah. Baca juga Siswa, Yuk Pahami Ciri-ciri Makhluk Hidup Materi organik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut dengan zat hara atau nutrisi bagi tanaman. Keberadaan organisme tanah sebagai dekomposer dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos, yaitu pembuatan pupuk dari bahan organik. Beberapa bakteri dalam tanah terlibat dalam reaksi penguraian materi organik misalnya bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa bakteri nitrifikasi adalah Nitrosomonas mengubah amonium NH4+ menjadi nitrit NO2- dan Nitrobacter mengubah nitrit NO2- menjadi nitrat NO3-. Nitrat merupakan sumber anorganik yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Secara bersama-sama proses ini dikenal dengan istilah nitrifikasi. Selain bakteri, mikroorganisme lain yang juga dapat berperan sebagai pereaksi kimia dalam tanah adalah mikoriza. Mikoriza adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur ini dapat membantu tanaman untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyerap unsur hara berupa fosfor sehingga tanaman menjadi lebih subur. Baca juga Situs Manusia Purba Sangiran, Siswa Yuk Belajar Menguraikan polutan dalam tanah Beberapa organisme tanah memiliki kemampuan untuk menguraikan polutan dalam tanah. Contoh polutan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme adalah herbisida. Penguraian herbisida dalam tanah dapat terjadi apabila herbisida telah lama berada dalam tanah sebelum terabsorbsi oleh akar tumbuhan. Pada tanah yang memiliki kandungan organik cukup tinggi, maka populasi organisme akan meningkat sehingga proses penguraian dekomposisi akan meningkat. Selain itu mikroba yang hidup di tanah juga dapat “memakan” bahan kimia berbahaya tertentu, terutama bahan organik, misalnya berbagai jenis minyak bumi. Mikroba mengubah bahan kimia ini menjadi air dan gas yang tidak berbahaya misalnya CO2. Unsur racun dan polutan seperti arsenik, kromium, dan merkuri dapat “terkunci” di tanah karena terakumulasi di dalam tubuh bakteri. Polutan-polutan tersebut tidak menyebabkan polusi bertambah parah. Keberadaan organisme dalam tanah dapat memengaruhi kegemburan dan struktur tanah. Organisme tanah seperti bakteri dapat memproduksi senyawa organik yang disebut polisakarida. Polisakarida organik yang dihasilkan bakteri bersifat seperti perekat sehingga dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi gumpalan. Gumpalan yang besar dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori yang terdapat di antara partikel-partikel tanah. Tanah yang memiliki banyak gumpalan memiliki sifat lebih stabil dan dan lebih tahan terhadap erosi. Sementara organisme tanah yang lebih besar seperti cacing tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah. Cacing tanah akan membuat lubang-lubang di dalam tanah, mengaduk-ngaduk dan membantu mencampur baurkan partikel-partikel tanah sehingga aliran udara tanah menjadi lebih baik. Baca juga Siswa, Seperti Ini Servis Atas Bola Voli Selain itu rongga yang terbentuk di dalam tanah akan memudahkan akar menembus tanah. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jakarta Penyebab efek rumah kaca ada banyak sekali, mulai dari kebiasaan buruk pada lingkungan, gaya hidup yang tak beraturan, hingga aktivitas manusia yang lainnya. Efek rumah kaca merupakan sebuah proses dari suatu pemanasan global. 10 Penyebab Efek Rumah Kaca, Pahami Proses Terjadinya Inilah Penampakan Bumi dengan Tingkat CO2 yang Melebihi Batas Wajar Cari Tahu di Sini, Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim Pemanasan yang dimaksud di sini adalah kondisi bumi yang mengalami perubahan suhu, di mana keadaan suhu bumi bisa nyaris tidak ada bedanya dengan suhu pada malam ataupun pada siang hari. Kondisi tersebut tentunya bisa menimbulkan ketidakseimbangan pada alam dan ekosistem yang ada di sekitarnya Pada dasarnya, efek rumah kaca memang dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi, agar perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar. Namun efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan yang ditandai dengan hal-hal antara lain mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut dan perubahan iklim yang cukup ekstrim. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, banyak populasi makhluk hidup yang akan musnah. Untuk lebih rinci mengenai penyebab efek rumah kaca, dampak hingga cara mengurangi efeknya. Berikut ini telah dirangkum oleh dari berbagai sumber, Rabu 30/6/2021.Ilustrasi Efek Rumah Kaca Credit beberapa penyebab efek rumah kaca yang perlu Anda ketahui, berikut ini penyebab efek rumah kaca yaitu 1. Penggunaan Bahan Bakar Batu Bara Secara Berlebihan Penyebab efek rumah kaca yaitu akibat penggunaan bahan bakar bartu bara secara berlebihan. Pembakaran batu bara secara berlebihan pada proses industri maupun pembangkit listrik akan menghasilkan gas sampingan berupa CO2. Gas ini nantinya akan dilepaskan ke udara dalam bentuk emisi. 2. Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Penyebab efek rumah kaca lainnya yaitu akibat penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor menghasilkan gas rumah kaca berupa karbonmonoksida CO, karbondioksida CO2, dan uap air H2O. 3. Penggunaan CFC pada Kulkas maupun AC Penyebab efek rumah kaca lainnya yaitu akibat penggunaan CFC pada kulkas maupun AC. CFC merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai pendingin di dalam kulkas maupun AC. Penggunaan CFC secara berlebih bisa mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Molekul CFC bersifat ringan sehingga mudah berikatan dengan molekul ozon. Jika CFC dan ozon bereaksi, lapisan ozon menjadi semakin tipis. 4. Pembakaran Hutan Secara Besar-besaran Salah satu ulah manusia yang menjadi penyebab efek rumah kaca adalah pembakaran hutan secara liar dan besar-besaran. Jika hutan dibakar, akan terbentuk hasil samping berupa gas rumah kaca seperti CO2. Gas ini akan dilepaskan ke udara dan menjadi penahan radiasi sinar Matahari. 5. Industri Pertanian Penyebab efek rumah kaca lainnya yaitu akibat industri pertanian. Penggunaan pupuk nonorganik untuk meningkatkan hasil pertanian ternyata membawa dampak buruk bagi lingkungan. Penggunaan pupuk tersebut bisa menghasilkan gas rumah kaca seperti nitrous oksida N2O yang nantinya dilepaskan ke sepeda motor yang meningkat6. Industri Peternakan Penyebab efek rumah kaca lainnya yaitu akibat industri peternakan. Limbah industri peternakan seperti kentut dan kotoran sapi ternyata bisa menghasilkan gas rumah kaca, seperti karbondioksida CO2 dan metana CH4. Semakin banyak limbah peternakan yang dibiarkan begitu saja, semakin besar pula gas rumah kaca yang dilepaskan ke udara. 7. Penebangan Liar Penyebab efek rumah kaca lainnya yaitu akibat penebangan liar. Selain sebagai sumber makanan, tumbuhan bisa digunakan sebagai media untuk mengurangi efek rumah kaca karena untuk melakukan fotosintesis, tumbuhan membutuhkan karbondioksida dan uap air. Dengan semakin maraknya penebangan liar, keberadaan tumbuhan semakin terancam. Artinya, semakin berkurang pula media untuk mengurangi efek rumah kaca. 8. Penggunaan Kendaraan Bermotor Meningkat Penggunaan kendaraan bermotor menjadi alasan di mana gas-gas beracun ini meningkat. Apalagi kalau negaranya komsumtif seperti Indonesia. Kendaraan bukan hanya alat transportasi tapi juga alat bergengsi. Itu kenapa, usahakan pakai kendaraan umum. Dengan begitu kita ikut meminimalisir jumlah asap kendaraan yang meningkatkan gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. 9. Pencemaran Laut Penyebab efek rumah kaca lainnya yaitu akibat pencemaran laut. Lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi. 10. Limbah Rumah Tangga Penyebab efek rumah kaca lainnya yaitu akibat limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga jika dibiarkan akan menghasilkan gas methana dan karbondioksida yang dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai Efek Rumah KacaIlustrasi Es di Kutub Mencari sumber unsplashDalam jumlah yang berlebih, gas rumah kaca tentunya akan memiliki dampak negatif yang merugikan manusia dan juga lingkungan. Berikut merupakan dampak dari gas rumah kaca, diantaranya 1. Naiknya Suhu Permukaan Bumi Efek rumah kaca merupakan pemicu terjadinya pemanasan global global warming. Para ahli menyatakan bahwa pemanasan global yang terjadi sekarang diakibatkan oleh emisi rumah kaca pada masa lalu. 2. Iklim yang Tidak Stabil Apabila gas rumah kaca sudah terlalu banyak, maka dapat menyebabkan iklim menjadi tidak stabil. Suhu di bumi ketika memasuki musim kemarau ataupun musim dingin menjadi ekstrim dan bahkan bisa menyebabkan musim mengalami pergeseran apabila gas tersebut sudah berada dalam level yang berbahaya. 3. Mencairnya Es di Kutub Jika suhu permukaan Bumi mengalami kenaikan akibat efek rumah kaca, bukan tidak mungkin bongkahan es di Kutub Utara dan Selatan akan mencair dalam jumlah besar. 4. Rusaknya Ekosistem Kenaikan suhu permukaan Bumi secara signifikan mampu menyebabkan rusaknya habitat makhluk hidup. Akibatnya ekosistem akan terancam rusak. 5. Naiknya Ketinggian Permukaan Air Laut Mencairnya es di Kutub berpengaruh pada ketinggian permukaan air laut. Semakin banyak es yang mencair, semakin bertambah ketinggian permukaan air laut. Apabila hal itu terjadi terus menerus dapat mengakibatkan banjir pada wilayah yang lebih rendah, bahkan jika sudah dalam level yang berbahaya, kenaikan permukaan air laut dapat menyebabkan semakin kecilnya luas daratan 6. Tingkat Keasaman Air Laut akan Meningkat Gas rumah kaca yang diemisikan ke udara sebagian akan terserap oleh air laut. Jika kadar gas tersebut semakin banyak, tentu yang terserap oleh air laut juga semakin banyak. Akibatnya, laut menjadi semakin Mengurangi Efek Gas rumah KacaIlustrasi hemat listrik Via istimewaAda beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi efek gas rumah kaca, antara lain 1 Menggurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi Dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, ini berarti kita juga mengurangi jumlah polusi dari hasil pembakaran mesin bermotor. Untuk menguranginya kita dapat menggunakan kendaraan publik, dengan menggunakan kendaraan publik selain bisa mengurangi tingkat polusi kita juga bisa mengurangi tingkat kemacetan. 2. Membatasi Penggunaan Pendingin Udara di Rumah Seperti yang kita tahu, pendingin udara membutuhkan suatu gas yang disebut CFC Cloro Fluorocarbon yang dapat membuat lapisan ozon menipis sehingga menyebabkan sinar matahari langsung menuju ke bumi tidak tersaring lapisan ozon. Maka dari itu kita perlu berhati-hati ketika sedang mengisi gas pendingin udara agar tidak terjadi kebocoran yang bisa berakibat sangat fatal. 3. Efisiensi Penggunaan Listrik Dengan meminimalisir penggunaan listrik kita dapat mengurangi efek gas rumah kaca. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mematikan lampu yang tidak digunakan serta mencabut alat elektronik yang tidak digunakan. 4. Batasi Penggunaan Plastik Plastik merupakan senyawa polimer yang sulit terdegradasi di dalam tanah. Untuk mengurangi limbah plastik di dalam tanah, salah satu cara termudah adalah dengan membakarnya. Pembakaran itu akan menghasilkan gas karbondioksida dalam jumlah besar. Untuk itu, batasi penggunaan plastik dengan cara membawa botol air minum sendiri atau membawa tas kain saat berbelanja. 5. Mengelola Sampah Pengelolaan sampah rumah tangga maupun limbah pabrik dapat dilakukan dengan mengolah sampah menjadi kompos dan memisahkan sampah organik dan non organik. 6. Beralih dari Pupuk Non Organik ke Pupuk Organik Peningkatan hasil pertanian tidak harus selalu berbasis pupuk kimia atau nonorganik. Jika mampu menggunakan pupuk organik dengan kadar yang optimal, hasil pertanian juga bisa melimpah. Jika pemakaian pupuk non organik bisa dikurangi, maka emisi gas N2O juga akan berkurang. 7. Menggunakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan mungkin masih jarang ditemukan di Indonesia. Contoh bahan bakar ramah lingkungan adalah panel surya dan bahan bakar listrik. Bahan bakar tersebut dikatakan ramah karena tidak menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan. 8. Mengolah Limbah Peternakan Limbah merupakan salah satu penyumpang gas rumah kaca, terlebih limbah peternakan. Untuk mengurangi emisi karbondioksida maupun metana, limbah bisa diolah menjadi biogas. Biogas ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. 9. Menggalakkan Reboisasi Penanaman kembali hutan yang telah ditebang merupakan salah satu solusi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di udara. Seperti Anda tahu bahwa tumbuhan akan menyerap karbondioksida dan uap air sebagai bahan baku fotosintesis.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.77Qp.