Melihatbanyak tempat pariwisata yang ada di Indonesia, tentu awalnya semua tempat tersebut mendapat perawatan yang sangat-sangat ekstra. Akan tetapi, tindakan awal dari pembentukan tempat wisata tersebut adalah tindakan yang merusak lingkungan. Karena awalnya tempat tersebut belum terjamah oleh manusia, dalam hal ini masih sangat alami.
Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat orang menyadari pentingnya kegiatan pariwisata berkelanjutan. Wisata berkelanjutan artinya aktivitas pariwisata yang tidak mengeksploitasi alam, melindungi ekosistem, dan menghormati apa yang ada survei Tren Wisata Berkelanjutan dari layanan perjalanan daring, Agoda menunjukkan sudah mulai tumbuh kesadaran untuk tidak mengeksploitasi alam demi pariwisata. "Survei ini menangkap pesan sederhana yang bisa kita lakukan demi aktivitas wisata berkelanjutan. Ada tanggung jawab pada perilaku setiap wisatawan," kata John Brown, Chief Executive Officer Agoda dalam keterangan menjelaskan, temuan survei yang diumumkan seiring dengan Hari Lingkungan Dunia 2021 yang diperingati setiap 5 Juni. Survei ini mengungkap tiga dampak eksploitasi pariwiata atau overtourism terhadap alam. Implikasi pertama adalah pencemaran pantai dan jalan air atau waterway. Kedua, deforestasi, dan ketiga pemborosan energi, di antaranya pemakaian listrik dan air yang Tren Wisata Berkelanjutan Agoda yang berlangsung pada 10 - 28 Mei 2021 secara daring ini diikuti oleh responden dari 14 negara. Sebagian besar responden menyatakan pemerintah adalah pihak yang paling bertanggung jawab untuk membuat perubahan demi menjadikan pariwisata wisatawan memakai masker dan menjaga jarak. Dok. Kementerian PariwisataResponden dari Indonesia dan Inggris yang paling banyak menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah, ini. Porsinya masing-masing 36 persen. Diikuti responden asal Cina dengan 33 persen, Australia 28 persen, dan Malaysia 27 persen.Iklan Dalam survei itu juga terungkap bagaimana cara membangun pariwisata berkelanjutan atau ramah lingkungan. Setidaknya ada dua metode yang dapat ditempuh, yakni membuat lebih banyak kawasan terlindungi atau protected areas untuk membatasi jumlah wisatawan. Kedua, menghilangkan penggunaan perlengkapan mandi sekali wistaawan, salah satu cara mencegah overtourism di suatu tempat adalah dengan mengunjungi destinasi wisata yang jarang dikunjungi. Setahun belakangan ini, Brown menyatakan, Agoda mendeteksi peralihan pola perjalanan dengan mengeksplorasi tempat-tempat yang tidak begitu dikenal."Perubahan pola ini tak hanya membantu pengusaha hotel independen dan penyedia akomodasi yang mengandalkan dolar dari wisatawan, namun juga bisa mengurangi beban lingkungan pada kawasan yang terlalu padat pengunjung," katanya. Perubahan pola perjalanan pariwisata ini juga dipicu kian banyaknya wisatawan domestik, ketimbang jugaWisatawan Dadakan Muncul di Masa Pandemi Covid-19, Siapa Mereka?
PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT PERGURUAN TINGGI 2017.pdf. by Wahidah R Bulan. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. MAKALAH KONFERENSI NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PKMCSR 2018. by Meylinda Mulyati.
Apakah kamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Lingkungan masyarakat yang . dapat merusak citra pariwisata nasional? Berikut pilihan jawabannya kooperatif kostruktif bersifat apatis berpartisipasi Kunci jawabannya adalah C. bersifat apatis. Dilansir dari Ensiklopedia, Lingkungan masyarakat yang . dapat merusak citra pariwisata nasionallingkungan masyarakat yang . dapat merusak citra pariwisata nasional bersifat apatis. Penjelasan Kenapa jawabanya bukan A. kooperatif? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain. Kenapa nggak B. kostruktif? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe. Kenapa jawabanya C. bersifat apatis? Hal tersebut sudah tertulis secara jelas pada buku pelajaran, dan juga bisa kamu temukan di internet Terus jawaban yang D. berpartisipasi kenapa salah? Karena menurut saya pribadi jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan. Kesimpulan Jadi disini sudah bisa kamu simpulkan ya, jawaban yang benar adalah C. bersifat apatis. Post Views 109 Read Next March 6, 2022 Pilihlah 1 yang tidak termasuk dalam sel mekanoreseptor adalah? March 6, 2022 Senjata tradisional Rencong berasal dari provinsi? March 6, 2022 Berikut ini buku karya Rifaah Badawi rafi’ at-Tahtawi, kecuali? UpayaMasyarakat Mengurangi Kerusakan Lingkungan. Merangkum buku ajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 Sekolah Dasar oleh Tim Sains Quadra (2007: 145), berikut upaya yang dilakukan masyarakat untuk dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Melakukan reboisasi di lahan gundul. Membersihkan sampah di selokan dan di sungai untuk mencegah banjir.
Tujuan dari Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan Sampah Sembaranganenelitian ini untuk mengetahui kondisi sam Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan Sampah Sembaranganah yang berada di kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani serta sikap dan perilaku pengunjung dan masyarakat yang bekerja sebagai porter dalam permasalahan sampah. Kemudian uvaya yang diberikan oleh pemerintah dna masyarakat dalam menangani permasalahan sampah yang menumpuk tersebut. penumpukan sampah berlebih yang terjadi dalam penelitian ini yaitu pada jalur pendakian Gunung Rinjani dikarenakan aktifitas wisatawan pada setiap tahunnya baik lokal maupun mancanegara sehingga dapat berpotensi meningkatkan timbulan sampah yang setiap tahunnya yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penilitan deskriptif kualitatif dengan mengungkapakan permaslahan yang terjadi dan su,ber data yang didapat berupa dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa persebaran jenis sampah, timbulan sampah dan volume sampah yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang terjadi di area Taman Nasional Gunung Rinjani. upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat yang bekerja sebagai porter yaitu dengan menetapkan suatu kebijakan atau pertauran tentang kegiatan pendakian dengan membuat tempat pembuangan sampah akhir TPA. Keywords Kondisi lingkungan; kerusakan lingkungan; kondisi sampah di kawasan taman nasional; sikap dan perilaku; pengelolaan sampah Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat PembuanganSampah Sembarangan Studi Kasus Desa Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara BaratKarina Yudi Rahayu 20160520085E-mail karinayudirahayu ABSTRAKTujuan dari Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani AkibatPembuangan Sampah Sembaranganenelitian ini untuk mengetahui kondisi sam Kerusakanlingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan SampahSembaranganah yang berada di kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani serta sikapdan perilaku pengunjung dan masyarakat yang bekerja sebagai porter dalam permasalahansampah. Kemudian uvaya yang diberikan oleh pemerintah dna masyarakat dalam menanganipermasalahan sampah yang menumpuk tersebut. penumpukan sampah berlebih yang terjadidalam penelitian ini yaitu pada jalur pendakian Gunung Rinjani dikarenakan aktifitaswisatawan pada setiap tahunnya baik lokal maupun mancanegara sehingga dapat berpotensimeningkatkan timbulan sampah yang setiap tahunnya yang mengakibatkan kerusakanlingkungan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penilitan deskriptif kualitatif denganmengungkapakan permaslahan yang terjadi dan su,ber data yang didapat berupa penelitian menunjukan bahwa persebaran jenis sampah, timbulan sampah dan volumesampah yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang terjadi di areaTaman Nasional Gunung Rinjani. upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakatyang bekerja sebagai porter yaitu dengan menetapkan suatu kebijakan atau pertauran tentangkegiatan pendakian dengan membuat tempat pembuangan sampah akhir TPA. Keywords Kondisi lingkungan; kerusakan lingkungan; kondisi sampah di kawasan tamannasional; sikap dan perilaku; pengelolaan sampah LATAR BELAKANGMenurut para ahli pakar lingkungan, lingkungan hidup merupakan suatu kesatuanruang dengan semua alat, daya, keadaan, dan mahluk hidup yang termasuk didalamnyamanusia mempunyai perilaku yang berpengaruh besra pada perikehidupan dan kesejahteraanmanusia serta mahluk hiduplainnya. Karena antara manusia dengan mahluk hidup memilikihubungan timbal balik dimana apa bagaimana manusia mempengaruhi lingkungan hidupnyabegitu pula sebaliknya bagaimana lingkungan hidup mempengaruhi manusia. Manusia danlingkungan hidup tidak dapat dipisahkan seperti yang tercantum di dalam Undang-undangtentang Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun 2009 Nugraha, Sutjahjo, & Amin, 2018Lingkungan hidup memiliki fungsi sebagai kawasan konservasi dan kawasan lindungdengan bukti nyata yaitu sebagai taman nasional. Dalam pasal 1 Undang-undang No. 5 Tahun1990 ayat 14 menjelaskan tentang “Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnyabahwa Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistemyang masih asli dan terjaga serta dikelola dengan sistem zonasi secara ketat yangdimanfaatkan untuk tujuan riset, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjan budidaya danpariwisata” Indonesia, 1990Taman Nasioanl TN ditunjuk sebagai kriteria penetapan karena memiliki area yangdapat dipergunakan untuk memastikan kelangsungan proses ekologis secara alami. Kriteriatersebut untuk menetapkan Kawasan Taman Nasioanl mempunyai sumber daya alam yangunik dan tidak dapat ditemukan di tempat lain dalam bentuk flora, fauna dan ekosistemnyaserta pemandangan alamnya yang masih utuh dan alami untuk dikembangkan. TamanNasioanal sebagai wisata alam dapat dibagi emnjadi zona inti, zona pemanfaatan, zona hutandan zona lainnya karena pertimbangan pentingnya rehabilitas regional, ketergantunganpenduduk disekitar kawasan dan untuk mendukung upaya pelestarian alam hayati sumberdaya dan ekosistem disebut sebagai zona tersendiri Pulau Lombok memiliki begitu banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkanbahkan dikenal sebagai pulau wisata karena memiliki kekayaan alam yang begitu alam danutuh, tetapi akhir-akhir ini pulau Lombok sedang mengalami krisis sumber daya biologisyang semakin hari semakin rusak, terutama sumber daya hutan, sumber daya air yangterbatas, erosi dan kerusakan tanah, sedimntasi, abrasi di pantai serta kerusakan terumbukarang. Salah satu contohnya Kawasan Taman Nasional Gunung Rinajni . Kawasan Taman Nasional Gunng Rinjani merupakan salah satu wilayah yang masihalami dan utuh dalam mengangkat citra perekonomian di pulau Lombok. Keberadaan wilayahGunung rinjani merupakan sepertiga dari total luas pulau Lombok maka dari itu mengapakawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dapat dikatakan untuk memikul beban fungsisebagai sistem penyangga kehidupan di Pulau Lombok. Gunung rinjani memiliki beragamfungsi hutan Taman Nasional, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan Tahura.Landscape area Gunung Rinjani meliputi area dataran rendah hingga dataran tinggi padaketinggian lebih dari meter di atas permukaan laut. Keanekaragaman hayati yangdicakup sangat tinggi, mencakup berbagai jenis vegetasi hutan, termasuk vegetasi hutansabana, hutan hujan dataran rendah, dan hutan hujan pegunungan. Keragaman fungsi hutandan keanekaragaman hayati ini semakin menunjukkan bahwa wilayah Gunung Rinjani adalahsalah satu dari beberapa lokasi di Nusa Tenggara Barat yang mendukung ekosistem hutanhujan dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air utama untuk Pulau Nasional Gunung Rinjani terletak di area kawasan Gunung Rinjani yangsecara jelas ditetapkan sebagai conservation area. Maka dari itu Taman Nasional GunungRinjani sebagai kawasan pelestarian alam harus memiliki ekosistem yang asli dan utuhsebagai aspek pengawetan dan perlindungan, dikelola dengan sistem zonasi yangdimanfaatkan untuk riset, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, dan kegiatanwisata terbatas. Gunung Rinjani ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional berdasarkanSurat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 dengan ha atau ha menurut tata batas. Instansi pengelolanya ditetapkan sebagai UnitPelaksana Teknis UPT pada tanggal 31 Maret 1997 dengan Surat Keputusan MenteriKehutanan No. 185/Kpts-VI/1997 Pristiyanto, 2005.Kawasan Taman Nasional Rinjani memiliki fungsi hutan yang tinggi, namunpermasalahan yang dihadapi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh para pengunjung ataupendaki dikawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan menimbulkan dampak buruk yangbegitu besar. Dampak buruk tersebut merupakan sampah yang dibawa oleh para pendaki ataupara pengunjung di zona kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. kegiatan tersebut sudahmenjadi ritual bagi para pengunjung untuk menyisakan sampah atau membuang samvahsembarangan baik organik maupun non organik yang tentunya akan menimbulkan dampakburuk bagi ekosistem yang ada di kawasan tersebut. jika kita melihat bahwa sampah organikmudah untuk diolah atau diuraikan dapat menjadi pupuk bagi tumbuhan yang ada disekitarkawasan, namun bagaimana dengan sampah non-organik yang sulit di uraikan maupun diolah?. Hal ini tentu membuat sampah di area kawasan Taman Nasional Gunung Rinjanisemkain menumpuk dan memiliki dampak buruk bagi ekosistem seperti contoh gambar dibawah ini. Permasalahan Sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sumber 2016.Hasil survey dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 53 persenatau “setara dengan 250 ton sampah merupakan sampah plastik yang sulit terurai dan secarapermanen berpotensi mencemari ekosistem taman nasional. Pengunjung Taman NasionalGunung Rinjani tercatat sebanyak pendaki per tahun. Setiap tahunnya, sekitar 160, 24ton sampah dihasilkan di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Melihat dampak yangdiberikan ada gambar di atas, sudah begitu nyata bahwa tidak ada yang peduli bahwamendukung terhadap pelestarian lingkungan hidup. Dalam undang-undang no 32 tahun 2009tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa setiap orangberkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan serta mencegah dan menanggulangipencemaran dan perusakan. Tetapi kenyataan lingkungan hidup hanya di manfaatkan namuntidak dilestarikan atau dijaga” Penulis membuat penelitian ini untuk menganalisis bagaimana kegiatan merusak yangdilakukan oleh manusia dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi lingkungan hidup sertaekosistem yang ada di Taman Nasioanl Gunung Rinjani dampak juga pada manusia itusendiri karena akan menurun nya jumlah wisatawan yang datang disana yang berdampakpada terganggunya kegiatan ekonomi yang ada pada masyarakat. RUMUAN MASALAHUpaya apakah yang dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam menanganipermasalahan sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani tersebut? LITERATUR REVIEWNo1 Limbong & Soetomo,2014DampakPerkembanganPariwisata TerhadapLingkungan TamanNasionalKarimunjawaDalam penelitian ini membahas mengenai perkembangan periwisataterhadap lingkungan taman nasional karimunjawa memberikandampak yangpositif yaitu menaikkan perekonomian masyrakatkarena banyak investor yang menamkan modal untuk membangunusaha, namun sisi negatifnya terjadi kerusakan lingkungan yaituberkurangnya air bersih karena tida ada lagi lahan terbuka Noviati Sadikin,Mulatsih, PramudyaNoorachmat, & SusiloArifin, 2017 Analisis Willingness-To-Pay PadaEkowisata TamanNasional GunungRinjaniDalam peneletian ini membahas mengenai kepedulian wisatan baikloal maupun mancanegara untuk melestarikan lingkungan melaluisumbangan dana karen kerusakan lingkungan keadaan hutan dan airbersih akibat kurangnya kesadaran wisatawan yang berkunjung ketaman nasional Gunung Rinjani dalam melestarikan Uar, Murti, &Hadisusanto, 2016Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Manusia pada Ekosistem Terumbu KarangPenelitian ini membahas kerusakan lingkungan yang diakibatkan olehaktivitas manusia pada ekosistem terumbu karang di kesadaran dari manusia untuk melestarikankeanekaragaman jenis biota yang ada pada terumbu karang dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yangmenyebabkan kerusakan pada terumbu karang yaitu kegiatan manusiaitu sendiri yang tidak dapat Yudhistira, Hidayat,& Hadiyarto, 2017Kajian DampakKerusakan LingkunganAkibat KegiatanPenambangan Pasir diDesa KeningarDaerah KawasanPenelitian ini membahas mengenai kegiatan penambangan pasir didaerah kawasan Gunung Merapi yang berdampak pada kerusakanlingkungan karena kegiatan penambangan pasir itu sendiri dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meningkatakan Pendapatan AsliDaerah PAD. Kerusakan lingkungan tersebut diakibatkan karenakegiatan penambangan yang dilakukan secara terus menerus dantidak adanya upaya untuk memperbaiki lahan yang rusak dan Gunung Merapi pengelolaan lokasi Yulida, Sarto, &Suwarni, 2016Perilaku masyarakatdalam membuangsampah di aliransungai batangbakarek-karek KotaPadang PanjangSumatera BaratDalam penelitian ini membahas analisis perilaku yang tinggal disekitar sungai batang bakarek-karek dalam membuang sampahmereka, yang melipti, pengetahuan, sikap, infrastruktur danimplementasi kebijakan pemerintah padang panjang Sumatera dari penelitian ini bahwa semua variabel yang diteliti secaraseignifikan terkait dengan perilaku orang dalam membuang limbahmereka, termasuk pengetahuan, sikap, infrastruktur dan A. Darmawan, 2014Perilaku Masyarakatdalam MengelolaSampah di Kota BimaNusa Tenggara BaratDalam penelitian ini membahas mengenai kerusakan lingkunganyang terjadi akibat sampah sudah tidak terjadi di kawasan perkotaannamun di kawasan daaerahpun terjadi timbulan sampah danmengakibatkan banjir. Hasil penelitian menunjukan perilakumasyarakat dalam membuang sampah sembarangan dan solusi yangdilakukan dengan cara membuangnya atau menghanyutkannya kesungai. Perilaku tersebut yang membuat timbulan sampah dan tidakada sanksi yang Adack Jessy, 2013Dampak PencemaranLimbah Pabrik TahuTerhadap LingkunganHidupPenelitian ini membahas mengani pencemaran lingkungan hidupakibat limbah tahu pabrik dan menyebabkan kualitas air bersihmenurun. kegiatan limbah tahu pabrik ini dapat mengancamkesehatan manusia karena bahan ber berbahaya yang dibuang keperairan salah satunya limbah berbahaya dan B. Darmawan &Mardiatno, 2015“Analisis KerusakanTerumbu KarangAkibat Sampah diPulau Panggang,Kabupaten KepulauanSeribu”Dalam “penelitian ini membahas mengenai Terumbu karangmerupakan potensi pariwisata bagi pulau kecil namun menjaditerancam karena keberadaan sampah khususnya di Pulau dari penelitian ini menunjukan bahwa 71,9 % terumbu karangrusak akibat sampah yang disebabkan oleh aktivitas manusia dankurangnya kesadaran dari manusia untuk menjaga dan melestarikanlingkungan. 9 Darmawi, 2017Potensi TimbulanSampah Pada ObjekPariwisata PantaiPenelitian ini membahas mengenai pantai merupakan keindahan alamyang banyak manfaatnya untuk mahluk hidup, namun padakenyataannya kerusakan lingkungan sangat banyak terjadi dilingkungan pantai. Contoh permasalahnya yaitu sampah. Banyaknyakegiatan manusia yang menghasilkan sampah namun kurangnyakesadaran untuk menangani permasalahan sampah tersebut. hasilpenelitian menunjukan bahwa pencemaran lingkungan yang terjadi dipantai 97% disebabkan oleh sampah organik dan sisa limbah Indrawati, 2011Upaya PengendalianPencemaran Sungaiyang diakibatkan olehsampahDalam penelitian ini membahas mengenai menurunnya kondisiperairan sungan di wilayah DKI Jakarta yang disebabkan olehsampah. Banyaknya timbulan sampah namun tidak adanya polatindak, pola sikap dan pola pikir dalam menangani timbulan sampahyang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidakadanya upaya dan kesadaran dari masyarakat sekitar dalam menjagalingkungannya serta kurangnya penegakan hukum paga parapelanggar pencemaran penelitian-penelitian yang dilakukan di atas, terdapat perbedaan dneganpenelitian Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani AkibatPembuangan Sampah Sembarangan Studi Kasus Desa Sembalun, Lombok Timur, NusaTenggara Barat. Terdapat beberapa perbedaan diantaranya yaitu loasi penelitian yang beradadi kawasan pariwisata, kondisi sosial budaya masyarakat di Desa Sembalun yang masihsangat tradisional dalam mengelola sampah, pengaruh wisatawan terhadap pengelolaansampah, serta melakukan upaya yang strategis dalam menangani masalah pengelolaansampah di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. KERANGKA TEORI1. Kerusakan LingkunganSetiap manusia tentunya menginginkan lingkungan yang indah, bersih dansehat. Tetapi itu semua tidak muncul begitu saja dan tidak mudah di bentuk apabilakita sebagai manusia tidak mempunyai komitmen dan pehamaman dalammelestarikan atau menjaga lingkungan upaya yang dilakukan untukmenjaga lingkungan baik dari masyarakat maupun pemerintahan. Tetapi upayatersebut kebanyakan hanya dalam bentuk slogan saja yang pada zaman ini manusiatidak memperdulikan akan slogan tersebut dan upaya tersebut tidak pernah dilakukandalam bentuk yang serius. Selain itu berbagai upaya lainnya sudah dilakukanpemerintah selain slogan, namun tanpa dukungan dan kesadaran dari manusia itusendiri tidak akan dengan mudahnya terwujud lingkungan ynag sehat, bersih danindah, karena upaya untuk melestarikan dan menjaga lingkungan ini harus dilaukansecara bersama-sama baik masyarakat maupun yang semakinwatu semakin rusak atau kualitas lingkungan semakin menurun merupakan cerminanbahwa masyarakat tidak perduli pada lingkungan sekitar. Lingkungan yang rusakkebanyakan terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, contohnya lingkungan tercemarakibat berbagai bahan buangan sampah/limbah, baik limbah industri maupun limbahrumah Tobing 2005 tingkat pencemaran lingkungan dari waktu ke waktudipicu oleh banyak hal salah satunya semakin banyaknya populasi manusia sehinggajumlah sampah yang dibuang manusia terhadap lingkunganpunmemicu kerusakan lingkungan tersebut yaitu kurangnya kesadaran untuk membuangsampah pada tempatnya, kurangnya kemauan dalam mengelola sampah dan lebihmengabaikannya karena sampah dianggap sesuatu yang kotor dan harus di buang dankurang memadainya lokasi pembuangan sampah. Berbagai penyebab tersebut yangmembuat kualitas lingkungan yang sehat, bersih dan indah menjadi menurun danberdampak negatif untuk mahluk Undang-undang No 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 tentang“Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PPLH menjelaskan bahwa upayasistematis dan terpadu yang dilkukan guna untuk melestarikan fugsi lingkungan hidupdan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakanhukum. Kemudian dalam Bab X bagian 3 pasal 69 menjelaskan mengenai larang-larangan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang disertai dengansanksi yang tegas dan jelas. “2. Pariwisata Menurut Muljadi dan Nurhayati 2002, “pariwisata adalah perjalananyang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya yang bersifat sementara, dandilukan baik perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk mencarikeseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,budaya, alam dan ilmu. Pariwisata harus memnuhi empat kriteria yaitua. Perjalanan dilakukan dari suatu tepat ke tempat lainnya di luar tempat tingaldimana orang tersebut biasa Perjalanan yang dilakukan dengan tujuan untuk bersenang-senang, tanpa mencarinafkah atau penghasilan di negara maupun kota dan wilayah yang Uang yang digunakan untuk transaksi harus dibawa dari negara asalnya dimanaorang tersebut tinggal dan bukan uang yang diperoleh dari hasil perjalanan wisatayang Waktu perjalanan yang dilakukan minimal 24 jam atau lebih dengan aturan yangtelah di tetapkan oleh masing-masing negara.”Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan mengenai definisipariwisata. Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ketempat lainnya, perjalanan itu dikaitkan dengan orang-oramg yang melakukanperjalanan wisata semata-mata sebagai engunjung tempat wisata tersebut Riyanto,mardiyono, 2013. 3. Permasalahan SampahMenurut definisi World Health Organizatition WHO sampah adalah“sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yangdibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan mengenai pengelolaan sampah Nomor 18 taun 2008 menjelaskanbahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alamyang berbentuk padat” Tobing, 2005.“Juli Soemirat 1994 berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidakdikehendaki oleh yang miliki dan bersifat padat. Para ahli kesehatan masyaratAmerika membuat btasan, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidakdipakai, tidak diinginkan, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari penjelasan tersebut jelas sampahmerupakan hasil dari kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna atautidak diinginkan. Dengan demikian sampah mengandung prinsip yaitua. Adanya sesuatu benda atau bahan padat yang susah terurai.”b. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi Purwaningrum, 2018. METODE PENELITIANDalam peneltian ini menggunakan jenis metode peneltian deskriptif Mukhtar 2013 10 metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah metodeyang digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian padasatu waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahi bagaimana keadaanlingkungan yang rusak akibat dari pembuangan sampah sembarangan yang berasal darikegiatan manusia dan upaya yang dilakukan dalam menangani permasalahan sampah yangsedang terjadi. Penelitian ini menggunakan dua jenis data untuk mendapatkan data daninformasi dalam melengkapi peneletian ini, yaitu data primer dan data sekunder. MenurutUma Sekaran 2011 data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperolehdari tangan pertama. Data sekunder menurut Arikunto 2010 adalah data penunjang dari dataprimer berupa dokumentasi dan orang analisis menurut Zulganef 2008 adalah sumber informasi mengenai variabelyang akan di olah dalam penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi, yaituBalai Taman Nasional Gunung Rinjani BTNGR sselaku instansi pemerintahan dalampengelolaan sampah di Taman Nasional Gunung Rinjani. Penelitian ini dilakukan di kawasanTaman Nasional Gunung Rinjani Desa Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara melengkapi informasi dan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulandata dengan cara dokumentasi dan untuk analisa data dalam penelitian yaitu menurut teoriMoleong 2004280-281 adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalamkategori, pola dam satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASANGunung Rinjani merupakan destinasi pariwisata yang paing banyak peminatnyadan seperti magnet pariwisata yng menarik sekian banyak orang ke puncak dan sekitarnya,setiap tahunnya sebanyak orang dengan rincian merupakan wisatawan asingdan merupakan wisatawan domestik. Gunung Rinjani memiliki pesona dan daya tarikyang mamp memikat para wisatawan mancanegara maupun nusantara untuk melakukankegiatan pendakian. Namun dengan banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung tentunyamenimbulkan dampak yang besar bagi kawasan Gunung Rinjani, contoh dampak tersebutyaitu sampah. Saat ini permasalahan yang sedang dihadapi baik pemerintah maupunmasyarakat sekitar yaitu permasalahan sampah yang timbul dan semakin menupuk di arealkawasan Gunung Rinjani. Hasil survey dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanansebanyak 53 persen atau setara dengan “250 ton sampah merupakan sampah plastik yang sulitterurai dan secara permanen berpotensi mencemari ekosistem taman nasional. Pengelolaanlingkungan dalam suatu kawasan khususnya kawasan taman nasional memiliki peran yangsangat penting dalam upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan.” Peran pemeirntah atauinstansi yang terkait, pengunjung serta masyarakat lokal menjadi faktor penentu tingkatkeberhasilan upaya pengelolaan lingkungan khusunya pengelolaan lingkungan sampah untukmenjaga kealamian dan kelestarian serta fungsi terhadap kawasan Taman Nasional GunungRinjani. pengaturan yang mengatur mengenai pengelolaan sampah telah tercantum dalam“Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah danPeraturan Pemerintah Republik Indonesia No 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan SampahRumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, namun kenyataannya masih banyakterdapat bentu kelalaian berupa kurangnya upaya pengelolaan yang dilakukan oleh instansiterkait dan kurangnya kesadaran para pendai untuk membawa kembali sampah hasil kegiatanpendakian.”Melihat fenomena sampah yang tejadi di kawasan pendakian Taman Nasional Gunungrinjani yang semakin lama semakin menumpuk dan tidak adanya kesadaran bagi wisatawanuntuk melestarikan lingkungan pemprov NTB membentuk sebuah instansi untuk menanganipermasalahan sampah yang terjadi agar mengurangi terjadi kerusakan lingkungan yangdiakibat oleh sampah bai sampah organik maupun anorganik yang dihasilan dari kegiatanpendakian wisatawan setiap tahunnya. Instansi tersebut adalah Balai Taman Nasional GunungRinjani BTNGR yang dibantu dengan bantuan masyarakat sekitar atau porter untukmenyelesaikan permasalahan sampah tersebut. BTNGR yang dibantu oleh masyarakat mengajak pengunjung menerapkan pengelolaan sampah berupa tempat pengumpulan sampahsisa hasil kegiatan pendakian menggunakan trashbag yang nantinya akan dikumpulkanmenjadi satu tempat yang berada di kantor Resot Sembalun. Gambar di atas merupakan contoh gambaran yang upaya yang dilakukan oleh BTNGRdengan masyarakat porter dan pengunjung dalam mengatsi permasalahan sampah yang terjadi di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Namun selain cara di atas denganmenggunakan trashbag, masyarakat yang bekerja sebagai porter memiliki cara tersendiridalam mengelola sampah yang menimbun yaitu dengan membakar sampah hasil pendakian disetiap pos pendakian dan juga beberapa tour leader yang menerapkan aturan mengenai bagisetiap masyarakat porternya wajib membawa sampah turun yang nantinya akan diberikanbonus tip jika berat sampah melebihi 1 Kg. Perbedaan yang paling terlihat adalah persepsidari berbagai pihak dalam mengelola sampah untuk melestarikan lingkungan yang telahberlangsung di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani khususnya bagi para pendakimelalui resort sembalun. Sebelum terlaksananya kegiatan tersebut terjadi perbedaan argumen antara pihakBalai Taman Naisonal Gunung Rinjani dengan pengunjung dan masyarakat porter yaitumenurut Balai Taman Nasional Gunung Rinjani selaku pihak pengelola sampah beranggapanbahwa para pengunjung lokal dan masyarkat porter merupakan faktor utama dari besarnyatimbulan sampah yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, hal inimerupakan kurangnya kesadaran dari pengunjung atau wisatawan dan masyarakat dalammengelola samvah yang menyebabkan sampah di kawasan tersebut semakin lama semakinberlebih. Selain melakukan tindakan langsung. Balai Taman Nasional Gunung Rinjaniseringkali melakukan sosiaisasi mengenai pengelolaan sampah kepada pengunjung danmasyarakat, tetapi al tersebut di dilaksanakan atau tidak dihiraukan. Seringkali terjadiperbedaan argumentasi antara pihak BTNGR dan masyarakat atau menurut pengunjung Taman Nasional Gunung Rinjani memberikanpandangan bahwa pengelolaan sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yangsemakin lama semkain berlebih disebabkan oleh kurangnya tindakan tegas dari Balai TamanNasional Gunung Rinjanidalam mengelola sampah atau kepada pelaku pembuang itu BTNGR seharusnya memberalkukan pembatasan jumlah pendaki per harinya sertaperaturan sistem buka tutup jalur pada saat musim libur karena waktu terbanyak orangberkunjung ke Taman Nasional Gunung Rinjani yaitu pada saat musim libur dan selalumenambah kuota timbulan sampah yang telah ada. Pihak masyarakat didampingi tour leadermeberikan tanggapan bahwa yang dilakukan oleh pihak BTNGR adalah hal yang sia-sia, haltersebut dikatakan tidak efisien. Pihak masyaraat mengatakan dana operasional yangdiberikan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK terhadap BTNGRsetiap tahunnya dan tidak dimanfaatkan dnegan baik untuk pengelolaan sampah di kawasantersebut, selain itu masyarakat memberikan solusi bahwa sebaiknya pihak BTNGR membuat Tempat Pembuangan Akhir TPA yang nantinya dapat dikelola oleh pihak BTNGR danmasyarakat sekitar di Desa Sembalun. KESIMPULANBerdasarkan penjalasan di atas mengenai Kerusakan lingkungan Pariwisata Di TamanNasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan Sampah Sembarangan Studi Kasus DesaSembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat maka dapat diambil kesimpulan bahwakerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terjadi akibatkegiatan pendakian yang dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan baik lokal maupunmancanegara. Kegiatan tersebut merupakan kebiasaan dari pengunjung untu membuangsampah sembarang tanpa ada kesadaran akan lingkungan. Persantase persebaran jenis sampahTaman Nasional Gunung Rinjani meliputi sampah organik dan sampah sampah yang dilakukan oleh masyarakat dan instasi pemerintah yaitu BalaiTaman Nasional Gunung Rinjani BTNGR saat ini dnegan melakukan pembakaran sampah,pengumpulan sampah di setiap pos pendakian serta pengangkutan sampah dari pos pendakianmenuju kantor TNGR Resort Sembalun. Sebelumnya kerusakan lingkungan akibatpersebaran sampah yang terjadi karena tidak adanya pengelolaan lebih lanjut dan sanksi yangtegas terhadap sampah yang mengakibatkan menumpuknya timbulan sampah yang sewaktu-waktu dapat mencemari lingkungan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. DAFTAR PUSTAKAAdack Jessy. 2013. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PABRIK TAHU TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP1. JURNAL LEX A. 2014. Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah di Kota Bima Nusa Tenggara Barat. JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA. B., & Mardiatno, D. 2015. ANALISIS KERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT SAMPAH DI PULAU PANGGANG, KABUPATEN KEPULAUAN Bumi A. 2017. POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA PANTAI. Jurnal Penelitian Teknologi Industri. P. R. 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. D. 2011. Upaya Pengendalian Pencemaran Sungai yang diakibatkan oleh sampah. F., & Soetomo, S. 2014. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Taman Nasional Karimunjawa. Jurnall Sadikin, P., Mulatsih, S., Pramudya Noorachmat, B., & Susilo Arifin, H. 2017. ANALISIS WILLINGNESS-TO-PAY PADA EKOWISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. A., Sutjahjo, S. H., & Amin, A. A. 2018. Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Jakarta Selatan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Journal of Natural Resources and Environmental Management, 81, 7–14. P. 2018. UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH PLASTIK DI LINGKUNGAN. INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY. mardiyono, safira ryalita primadany. 2013. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah Studi Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk . Administrasi I. S. L. 2005. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia. Makalah Pada Lokakarya “Aspek Lingkungan Dan Legalitas Pembuangan Sampah Serta Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kompos” Kerjasama Univ Nasional & Dikmenti DKI. N. D., Murti, S. H., & Hadisusanto, S. 2016. KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG. Majalah Geografi Indonesia. Y., Hidayat, W. K., & Hadiyarto, A. 2017. KAJIAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR DI DESA KENINGAR DAERAH KAWASAN GUNUNG MERAPI. Jurnal Ilmu Lingkungan. N., Sarto, S., & Suwarni, A. 2016. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah dialiran sungai batang bakarek-karek Kota Padang Panjang Sumatera Barat. Journal of Community Medicine and Public 2016, 27 Oktober. Banjir Sampah, Provinsi NTB Bentuk Tim Bersih-bersihGunung Rinjani. Dikutip 5 Mei 2019 dari ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
TranslatePDF. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU TOBA DAN SEKITARNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Pasal 123 ayat (4 AsianDream/Getty Images Tingginya jumlah kunjungan harus dibarengi dengan peningkatan perawatan lokasi wisata. - Jika Anda tinggal di wilayah yang menjadi tujuan wisata, Anda mungkin takut akan musim liburan. Demikian juga halnya dengan para wisatawan, mereka tidak puas dan mengeluh tentang pantai, taman nasional atau objek wisata lainnya yang padat dan tercemar. Masalah terlalu banyak turis yang dihadapi beberapa negara atau biasa disebut “overtourism” sekarang menjadi masalah serius. Pengalaman berwisata yang menyenangkan bukanlah sumber daya alam yang terbatas layaknya minyak bumi, tapi banyak tujuan wisata populer di Eropa saat ini telah sampai pada titik puncaknya atau disebut sebagai “peak tourism”. Baca Juga Kalahkan Italia dan Jepang, Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia Di Amsterdam, Belanda hingga Dubrovnik, Kroasia telah muncul rasa khawatir tentang polusi suara, taman yang penuh, tekanan pada fasilitas publik dan kenaikan harga sewa. Dalam apa yang digambarkan sebagai “pertempuran global” antara pelancong dan penduduk lokal, protes anti-turis telah terjadi di Barcelona, Spanyol dan Venesia, Italia. Pertumbuhan pariwisata yang tidak berkelanjutan Berada di tempat cukup tersembunyi dan sangat indah di Pasifik Selatan, Selandia Baru, tampaknya juga memiliki kekhawatiran yang sama. Hal ini yang menjadi latar belakang Massey University menjadi tuan rumah konferensi penelitian pertama di dunia tentang pariwisata dalam kaitannya meraih tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Antara 2013 dan 2018, kedatangan wisatawan internasional di Selandia Baru naik dari 1,2 juta menjadi 3,8 juta wisatawan. Selama 12 bulan hingga Maret tahun lalu, wisatawan menghabiskan hampir A$ 40 miliar atau setara dengan Rp 400 triliun, dan industri pariwisata saat ini menyumbang kontribusi sebesar satu dari setiap 12 pekerjaan. Ekonom melihat pertumbuhan ini sebagai hal yang sangat positif bagi kemajuan negara, tapi banyak warga Selandia Baru yang menyangsikan hal ini 39% warga telah menyatakan keprihatinan atas dampak negatif dari peningkatan pengunjung internasional. Tekanan terhadap beberapa tujuan wisata khususnya sangat kuat. Misalnya, penduduk Queenstown, sebuah kota wisata terkenal untuk musim panas dan musim dingin, harus menjadi tuan rumah bagi sekitar tiga juta pengunjung per tahun. Baca Juga Tiga Teori yang Menyatakan Bahwa Asteroid Oumuamua Bukan Kapal Alien Sementara itu, lembaga-lembaga pemerintahan daerah menyesalkan adanya permintaan berlebih pada infrastruktur publik dan dampak pembuangan limbah dari wisatawan yang berkemah secara bebas. Para kontraktor di empat lokasi perkemahan gratis di Otago Tengah telah berjuang untuk membersihkan 16 ton sampah yang terakumulasi selama dua bulan terakhir. Salah satu contoh kasus dilema industri pariwisata adalah kasus wisata kapal pesiar di Pelabuhan Akaroa. Ada pertentangan antara beberapa pemilik bisnis yang mata pencahariannya bergantung pada turis pesiar dengan penduduk lokal yang merasakan pelabuhan dan kota kuno mereka yang indah telah diwarnai oleh polusi udara, kebisingan, dan kemacetan karena ratusan wisatawan mampir ke kota mereka. panaramka/Getty Images/iStockphoto Salah satu dampak dari tingginya jumlah kunjungan adalah sampah yang mencemari lingkungan. Di Australia, pantai dengan pasir terputih paling terkenal di dunia yang tercatat di daftar rekor dunia Guinness World–Hyams Beach–telah menolak ribuan pengunjung potensial selama periode Natal dan Tahun Baru. Hal ini karena hanya ada 110 penghuni tetap dan 400 tempat parkir di lokasi tersebut, namun terdapat sekitar wisatawan mengunjungi pantai setiap harinya selama musim panas. Kejadian-kejadian ini telah menggambarkan besarnya tekanan dan ketegangan yang dibawa turis ke banyak bagian dunia, sehingga diperlukan cara-cara yang lebih baik untuk mengatur aktivitas wisata namun tetap mendapatkan keuntungan bagi daerah tujuan wisata. Langkah ke depan yang lebih berkelanjutan Jelaslah bahwa sebagian besar orang tidak ingin menghentikan pariwisata. Melainkan mereka menginginkan industri ini agar dapat lebih berkelanjutan. Namun demikian istilah “pariwisata berkelanjutan” telah lama dikritik karena kurang berdampak dan dilihat hanya sebagai upaya untuk mempertahankan pariwisata“, sesungguhnya ada solusi lainnya. Baca Juga Mengapa Denim Kebanyakan Berwarna Biru? Berikut Asal Usulnya Kita dapat mengacu kepada ke-17 tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa PBB. SDGs ini telah diratifikasi pada 2015 oleh 193 negara dan akan memandu pembangunan global hingga 2030. SDGs mewajibkan pemerintah, masyarakat sipil, dan kepentingan bisnis untuk memainkan peran mereka dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. Selain itu, SDGs memiliki beragam cara untuk terus mempertimbangkan aspek keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. SDGs dapat membantu memandu industri pariwisata untuk membuat pilihan yang lebih berkelanjutan. Sebagai contoh, sebuah strategi oleh hotel, kapal pesiar dan restoran untuk membeli sebanyak mungkin produk segar dari petani lokal akan mempersingkat rantai pasokan dan menghemat biaya ataupun risiko lingkungan yang dibutuhkan untuk membawa makanan yang ada dengan demikian telah berkontribusi pada pencapaian SDG ke-13 yaitu memerangi perubahan iklim. Hal ini juga akan meningkatkan pembangunan ekonomi daerah setempat menyumbang terhadap pecapaian SDG pertama tentang pengentasan kemiskinan. Penginapan di Pasifik dapat mengatasi pelecehan seksual yang dilakukan oleh para para tamu terhadap karyawan penginapan untuk menunjukkan bahwa mereka peduli dengan SDG yang ke-8 tentang "pekerjaan yang layak untuk semua” dan SDG ke-5 tentang “memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan”. Baca Juga YLKI Kantong Plastik Berbayar Tak Signifikan Kurangi Penggunaan Kantong Plastik Untuk tempat-tempat pariwisata yang menjual produk-produk mewah dan pengalaman yang memanjakan, dan karenanya membebani lingkungan alam dan menghasilkan masalah pengelolaan limbah. SDG ke-12 tentang produksi dan konsumsi berkelanjutan dapat mendorong perusahaan untuk menawarkan produk yang lebih berkelanjutan kepada wisatawan sehingga dapat mengurangi pemborosan energi, air, dan makanan. Upaya untuk mengambil manfaat dari pariwisata sambil mencegah pariwisata yang berlebihan harus tetap memperhatikan SDGs. Ariza Muthia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris Regina Scheyvens, Professor of Development Studies, Massey University Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber. PROMOTED CONTENT Video Pilihan UNESCOmeminta pemerintah untuk menghentikan proyek pembangunan infrastruktur pariwisata di Taman Nasional Komodo. Pembangunan tersebut dianggap dapat merusak lingkungan dan mengganggu habitat Komodo. - Peristiwa tidak mengenakkan yang dialami oleh turis di tempat wisata dinilai dapat merusak citra pariwisata setempat, bahkan Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menanggapi viralnya sebuah video di media sosial yang memperlihatkan seorang turis diduga mengalami pelecehan catcalling di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat NTB.Adapun catcalling, seperti dikutip dari 08/02/2021 adalah jenis pelecehan seksual dalam bentuk kekerasan verbal atau kekerasan psikis. Baca juga Soal Curhat Wisatawan Mengalami Catcalling di Gili Trawangan, Ini Tanggapan Gubernur NTB Dikutip dari Sabtu 17/09/2022, dalam video terlihat seorang perempuan mengungkapkan kekesalannya saat berkunjung ke Gili Trawangan karena mendapatkan dugaan pelecehan. "Pariwisata dan ekonomi kreatif ini baru bangkit. Jangan sampai perlakuan, terutama terhadap wisatawan, mencemari citra, reputasi, dan image pariwisata kita yang ramah," ujar Sandiaga dalam Weekly Press Briefing secara hybrid, Senin 19/09/2022.Baca juga 4 Fakta Gili Trawangan, Tempat Berburu Sunrise dan Sunset Apalagi, ia menambahkan, NTB juga dikenal sebagai destinasi yang ramah muslim. Sandiaga menambahkan, agama turut mengajarkan agar kita memuliakan tamu. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat serta asosiasi usaha wisata setempat untuk mengedukasi masyarakat dan pelaku wisata agar kejadian serupa tak terjadi kembali terhadap para turis. Sandiaga mengingatkan, kejadian kurang mengenakkan yang diterima turis, seperti pelecehan, dapat mencederai upaya kebangkitan pariwisata NTB. Baca juga 25 Tempat Wisata di Lombok yang Wajib Dikunjungi, Selain 3 Gili Sebab, daerah tersebut dinilai cukup banyak menerima ujian selama beberapa tahun terakhir. Mulai dari peristiwa gempa, pandemi Covid-19, hingga yang belum lama terjadi adalah adanya resort yang belum lama ini terbakar.
Sehinggadapat meminimalisir dampak pencemaran lingkungan akibat tumpukan sampah yang diakibatkan para wisatawan di lokasi wisata. Apalagi saat ini wisata di Indonesia sudah mulai berangsur pulih kembali pasca pandemi covid-19 yang sempat melumpuhkan sektor pariwisata. 1. Tersedianya Tempat Sampah. Untuk meminimalisir wisatawan membuang sampah
Pandemi Covid-19 yang sedang berjalan memasuki tahun ke-2 memang luar biasa. Perekonomian di seluruh dunia terdampak dan rusak berat. Salah satu industri yang paling terkena imbas adalah sektor pariwisata karena hampir semua negara membatasi perjalanan. Semua bisnis yang berada di sektor ini benar-benar tiarap sampai entah kapan. Namun, di sisi lain, terhentinya aktivitas pariwisata memberikan waktu sejenak untuk lingkungan beristirahat. Kenapa? Karena meski menguntungkan bagi perekonomian, banyak dampak buruk pariwisata terhadap lingkungan yang tidak disadari. Beberapa contoh dampak buruk pariwisata terhadap lingkungan bisa disebutkan di bawah ini 1> Produsen gas rumah kaca Terbang dari satu tempat ke tempat lain saat berwisata memang menyenangkan, hemat waktu, tenaga, dan nyaman. Sayangnya, semua itu harus dibayar oleh lingkungan. Pesawat yang ditumpangi , sama seperti kendaraan bermotor lainnya, merupakan salah satu sumber gas rumah kaca, seperti karbondioksida, karbon monoksida, dan lainnya, yang luar biasa besar juga. Semakin berkembang pariwisata, semakin banyak penerbangan, semakin banyak gas buang yang dilemparkan ke atmosfer. Menurut penelitian, transportasi untuk turisme menyumbang 5 persen dari emisi gas yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Dengan terhentinya pariwisata, otomatis penerbangan berkurang dan industri penerbangan merana, tetapi penyebar emisi gas rumah kaca berkurang. 2> Kerusakan lingkungan Banyak sekali lokasi wisata alam baru yang hadir di berbagai daerah Indonesia. Berkembangnya media sosial sering menyebabkan sebuah tempat yang sebelumnya tidak dikenal kebanjiran pelancong dan menjadi tempat wisata terkenal. Perekonomian di sekitar lokasi tersebut pasti akan meraup keuntungan, tetapi secara ekologis, tempat itu mengalami kerugian berupa kerusakan lingkungan. Sebuah tempat pariwisata pasti akan memerlukan banyak fasilitas, seperti tempat makan, toilet, tempat berkumpul, tempat beribadah, fasilitas permainan, dan sebagainya. Itu semua merupakan tuntutan industri pariwisata. Mau tidak mau, banyak lahan di lokasi yang sebelumnya alami itu harus berubah bentuk. Banyak bangunan harus didirikan dengan mengorbankan tanah dan alam yang sebelumnya hidup dengan tenang. Yang lebih buruk lagi, penataan tempat tersebut acap kali tidak memperhatikan estetika dan kelestarian lingkungannya. 3> Sampah bertebaran Jangankan di tempat yang tidak ada petugasnya, di lokasi wisata yang petugasnya rajin berkeliling saja, pengunjung tempat wisata, terutama di Indonesia, tetap saja membuang sampah sembarangan. Contohnya saja, foto dalam tulisan ini yang diambil di Taman Kartini, Rembang, Jawa Tengah. Botol bekas minuman tergeletak di pasir pantai. Ini merupakan penyebab bencana ekologi karena plastik baru bisa terurai ratusan tahun dan bila termakan hewan akan menyebabkan kematian. Contoh lainnya adalah di destinasi wisata terkenal , Kebun Raya Bogor. Dalam tulisan Pengunjung Tidak Peduli, Pengelola Lalai = Bau Busuk di Sudut Taman Teijsman KRB, bisa terlihat betapa pengunjung seenaknya membuang sampah ke aliran air. Padahal, lokasi turisme ini bersebelahan dengan Istana Bogor dan rutin petugas berkeliling untuk mengingatkan. 4> Kerusakan sumber daya air Bermain golf itu salah satu jenis wisata eksklusif dan digemari banyak orang. Tidak sedikit orang bersedia membayar mahal keanggotaannya. Olahraga ini juga terkesan bersih dan minim dampak terhadap lingkungan. Namun, sebenarnya tidak. Untuk merawat rumput dan berbagai tanaman di sebuah lapangan golf, pengelolanya pasti akan menggunakan pestisida, pupuk, dan berbagai zat kimia lainnya. Semua itu akan meresap ke dalam tanah dan menyebabkan kerusakan pada sumber air tanah. Jangan lupakan juga bahwa para pemain golf biasanya akan datang bermobil dan menyebabkan polusi udara juga. Industri pariwisata memang dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian dimanapun. Perputaran uangnya begitu besar dan tentunya dapat menghidupi banyak orang. Namun, tidak berarti demi ekonomi, lingkungan harus dikorbankan. Pariwisata pun harus diatur, dikelola dengan bijaksana dan juga dikembangkan agar lebih ramah lingkungan. Kalau tidak, perlahan tetapi pasti dampak buruk pariwisata terhadap lingkungan akan terus meningkat. Sehingga pada akhirnya akan merugikan umat manusia juga. Sesuatu yang tentunya tidak dikehendaki.

SarasDewi, Dosen Ilmu Filsafat Lingkungan Universitas Indonesia, mengatakan masalah sampah di Bali, yang menjadi salah satu tujuan pariwisata utama Indonesia, sangat mempengaruhi citra Pulau Dewata tersebut. "Pariwisata nasional tidak akan kompetitif kalau ada masalah sampah, kemarin ada foto-foto pantai Bali saat libur Natal dan Tahun Baru

Jakarta - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian bumi yang lingkungannya makin lama makin mengkhawatirkan. Salah satunya, bisa dilakukan dalam bidang pariwisata. Bagaimana caranya?Mulai dari sadar untuk menghemat energi, hingga menjaga alam agar tetap lestari. Banyak yang bisa dilakukan orang, terlebih wisatawan untuk menjaga kelestarian salah satu proyek yang dilakukan oleh UNWTO United Nations World Tourism Organization dengan Kemenparekraf dengan 3 mitra yaitu Indecon, IESR dan Adephi yaitu Sustainable Tourism through Energy Efficiency with Adaptation and Mitigation Measures adalah proyek selama 3 tahun di Pangandaran. Banyak sekali yang dilakukan di sana, untuk memperbaiki destinasi di sana sekaligus membuatnya jadi tujuan wisata yang hijau dan berkepanjangan."Ada beberapa hal yang dilakukan di sini, yang menjadikan pariwisata menjadi sarana untuk membuat bumi lebih lestari," ujar Executive Director for Operational Programmes and Institutional Relations UNWTO, Marcio Favilla, dalam konferensi pers Stream Delivery Converence di Ruang Kenanga, Sari Pan Pacific Hotel Lt 4, Jakarta, Senin 5/5/2014.Yang pertama, menurut Marcio, bagaimana membuat turis tidak hanya liburan, tapi juga bisa berkontribusi atas kelestarian alam di destinasi yang didatangi. Pengertian ini bisa didapat dari informasi yang disampaikan di hotel atau tempat penginapan mereka. Bisa juga dari objek-objek wisata yang melanjutkan, wisatawan yang datang bisa mengetahui pentingnya menjaga energi, dan jangan boros dalam penggunaannya. Kemudian, jika objek wisata yang didatangi juga hijau dan ramah lingkungan, maka kesadaran pun akan semakin memberi kesadaran, wisatawan yang datang juga diharapkan untuk bisa memberikan sumbangan untuk destinasi yang didatangi. Karena, menurut Marcio, sejatinya, pariwisata tidak merusak ala, malah bisa memperkaya sebuah destinasi. Turis tidak boleh merusak budaya dan alam di destinasi yang didatangi, malah harus menjaga agar tetap lestari. Semua ini bisa dimulai dari kesadaran diri, maupun informasi dari adalah, bagaimana masyarakat setempat bisa terlibat atas proyek penghijauan dan ramah lingkungan di tempat tinggalnya, sekaligus di destinasi wisata dekat rumah mereka. Dengan terlibat dan merasakan sendiri untung rugi yang ditimbulkan, mereka akan lebih bertanggung jawab atas lingkungan sekitar. Dengan begini, destinasi yang hijau dan ramah lingkungan bisa terus terjaga karena sudah hadir kesadaran dari masyarakat maupun wisatawan."Jadi, proyek ini bukan hanya bisa berguna untuk sekitar, tapi juga untuk bumi karena telah bisa menjaga lingkungan dengan sedemikian rupa," lanjut Marcio. aff/aff Edukasiyang berkelanjutan terhadap para pemangku kepentingan dan masyarakat lokal terkait pengelolaan kawasan pariwisata dan cagar budaya, ujar Rerie, merupakan langkah penting dalam upaya menyeimbangkan antara upaya pelestarian cagar budaya dan akselerasi pertumbuhan sektor pariwisata nasional. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga

› Riset›Membangun Kawasan Wisata Tanpa... Pembangunan lokasi wisata harus mengedepankan keselamatan lingkungan. Mempertemukan kepentingan wisata dengan aspirasi masyarakat setempat menjadi solusi agar sektor wisata memiliki nilai ekonomi dan sosial, Penolakan terhadap pembangunan kawasan strategis pariwisata nasional mencuat di jagat maya. Twitter diramaikan oleh tagar-tagar penolakan menyusul adanya rencana pembangunan kawasan wisata di Pulau Rinca yang dikhawatirkan akan merusak habitat PEKERJA PROYEK PULAU RINCA. Seekor komodo menghalangi sebuah truk pengangkut tiang pancang di Loh Buaya, Pulau Rinca, Sabtu 24/10/2020. Sesuai kepercayaan masyarakat adat Manggarai, komodo tidak suka adanya pembangunan betonisasi dan seminisasi di pulau penolakan terhadap rencana pembangunan kawasan strategis pariwisata nasional ternyata sudah banyak muncul jauh sebelumnya. Kehati-hatian dalam pembangunan maupun pengelolaan kawasan strategis pariwisata nasional KSPN serta dukungan sumber daya manusia setempat akan sangat menentukan keberlangsungan lingkungan wisata di masa mendatang. KSPN merupakan program nasional yang menjadi prioritas kabinet kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dalam dokumen Nawacita, khususnya pembahasan Sektor Prioritas Pembangunan Kabinet Kerja, JKW-JK, sektor pariwisata adalah prioritas kelima, setelah infrastruktur, maritim, energi, dan normatif, berdasarkan Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025, ditetapkan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KSPN di Indonesia. Dari 88 lokasi, ditetapkan 10 destinasi prioritas dengan jargon kampanye ”Menciptakan 10 Bali Baru”.Dalam perkembangannya, muncul lima KSPN super prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Manado-Bitung-Liukupang. Alokasi anggaran yang digunakan PUPR dalam mendukung 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KSPN Super-Prioritas dalam APBN 2020 mencapai 4,89 triliun,Sebagai salah satu lokasi superprioritas, pemerintah berencana membangun KSPN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur NTT. Salah satunya adalah pembangunan ”Jurassic Park” di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Manggarai ini hendak dijadikan destinasi wisata premium dengan pendekatan konsep geopark atau wilayah terpadu yang mengedepankan perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara yang pembangunan Jurassic Park tidak berjalan mulus. Di Twitter, sejak 26 Oktober muncul tagar Jurassic Park, SaveKomodo, savekomodo, SelamatkanKomodo, dan Pulau Rinca bergantian menghiasi trending topik Indonesia. Tagar Komodo bahkan mencapai cuitan pada 26 Oktober hingga pukul WIB. Sementara tagar savekomodo menjadi trending topic mencapai cuitan pada 26 Oktober belakangan muncul petisi penolakan pembangunan kawasan wisata itu yang digagas di Twitter berjudul Cabut Izin Pembangunan Investor Asing/Swasta di Kawasan Taman Nasional Pulau Komodo. Petisi itu telah ditandatangani lebih dari orang dan ditargetkan orang untuk KSPN dinilai berdampak buruk bagi kelangsungan hidup komodo. Petisi untuk menyelamatkan komodo pun menggema. Pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca dinilai bukan jalan untuk membuat kunjungan wisata ke Taman Nasional Komodo lebih menarik manajemen, promosi, dan pengemasan wisata komodo selama ini dinilai menjadi penyebabnya. Pembuatan taman buatan seperti Jurassic Park dinilai tidak sebanding dengan status Pulau Rinca sebagai satu-satunya tempat di dunia yang menjadi habitat terhadap rencana pembangunan KSPN di sejumlah wilayah wisata prioritas sesungguhnya sudah lama muncul dari berbagai pihak. Pembangunan KSPN dinilai hanya berorientasi pada infrastruktur wisata, tetapi melupakan dampak lingkungan dan sosial budaya Sebelum ramai diperbincangkan di media sosial, pembangunan di berbagai wilayah KSPN telah mendapatkan banyak penolakan. Penolakan tidak hanya ditujukan pada pembangunan KSPN di Pulau Rinca, tetapi juga di Danau Toba dan wilayah-wilayah kawasan PENGUNJUNG PULAU PADAR. Pulau Padar salah satu pulau kecil nan indah di dalam TN Komodo. Setelah Pulau Rinca, Pulau Padar pun berpeluang dibangun Agustus 2018, Formapp menolak rencana pembangunan tempat peristirahantan di kawasan Pulau Rinca dan Pulau Padar yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo atau TNK. Kala itu, konsesi pembangunan sudah diberikan kepada PT Komodo Wildlife Ecotourism untuk konsesi seluas 426,07 274,13 hektar berada di kawasan Pulau Padar dan 151,94 hektar lainnya di Pulau Komodo. Kemudian konsesi di Pulau Rinca digenggam PT Sagara Komodo Lestari SKL.SKL memperoleh izin konsesi seluas 22,1 hektar untuk pembangunan tempat peristirahantan, seperti restoran, penginapan ranger, serta fasilitas lainnya. Penolakan Formapp ditunjukkan dengan demo yang dihelat di depan kantor DPRD Manggarai diminta membatalkan rencana pembangunan tempat peristirahantan karena ditengarai menyalahi Pasal 19, 21, dan 33 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan III DPR kemudian menolak rencana pembangunan sarana wisata alam oleh PT. Segera Komodo Lestari, di Kawasan Balai Taman Nasional Komodo TNK, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara meminta pembangunan tersebut dihentikan. Penolakan disebabkan karena dinilai berdampak buruk terhadap habitat flora dan fauna di 2019, penolakan terhadap pembangunan KSPN di berbagai wisata pesisir datang dari Forum Masyarakat Adat Pesisir. Lembaga ini menolak perampasan ruang hidup masyarakat dalam bentuk proyek reklamasi di 42 wilayah pesisir. Penolakan serupa juga ditujukan pada usaha tambang pesisir di 26 kawasan pesisir dan pulau-pulau juga datang dari Masyarakat Adat Raja Na Opat Desa Sigapiton yang memprotes pembangunan KSPN Danau Toba. Perwakilan masyarakat adat Desa Sigapiton juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap ketersediaan air mengingat titik pembangunan berada di dekat sumber air utama. Pendekatan pemerintah yang tidak melibatkan masyarakat menimbulkan gesekan sosial di antara warga terhadap pembangunan KSPN yang tengah berlangsung harus menjadi perhatian serius pemerintah. Berbagai ketakutan dan kekhawatiran warga maupun pihak lainnya harus mampu dijawab lewat jaminan dari pemerintah bahwa pembangunan yang sedang dilakukan tinggi manfaat dari sisi sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, terlebih masa depan lingkungan Jaminan dari pemerintah akan pembangunan yang terpadu dan tidak merusak kawasan wisata yang asli menjadi keharusan supaya tidak ada penolakan dari berbagai pihak. Belakangan, Menteri PUPR menyatakan pembangunan di KSPN selalu mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan infrastruktur di setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, maupun perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan penataan di Pulau Rinca, penataan memasuki tahap pembongkaran bangunan eksisting dan pembuangan puing, pembersihan pile cap, dan pembuatan tiang pancang. Pemerintah memastikan pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan telah menjamin keselamatan pekerja dan perlindungan terhadap satwa itu, untuk melindungi Taman Nasional Komodo sebagai World Heritage Site UNESCO, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan LHK. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 15 Juli 2020 atau sebelum proyek dilakukan untuk mencegah dampak negatif terhadap habitat satwa, khususnya komodo, yang bermukim di Pulau Rinca. Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi NTT Herman Tobo bahkan mengklaim pembangunan Pulau Rinca selalu melibatkan ranger agar tidak merusak juga mengklaim penggunaan kawasan hutan untuk mendukung investasi di wilayah KSPN Danau Toba melalui proses izin yang seharusnya. Penggunaan kawasan hutan untuk mendukung investasi yang dikhawatirkan akan mengakibatkan kesulitan air bersih bagi masyarakat lokal diklaim oleh pemerintah melalui proses izin pinjam pakai kawasan hutan IPPKH untuk pembangunan kawasan wisata panorama infrastruktur secara fisik dan fungsional harus mendukung KSPN serta seimbang dengan perlindungan lingkungan. Selanjutnya, pemerintah harus memastikan adanya upaya pengembangan masyarakat, pengembangan kapasitas usaha, pelatihan peningkatan pemasaran daring online, peningkatan kualitas pelayanan, evaluasi, dan pemonitoran hingga manajemen kawasan dari pengalaman, Indonesia masih sangat lemah dalam pengemasan produk wisatanya. Sehingga, pembangunan infrastruktur di KSPN tidak menjamin peningkatan wisatawan jika tidak didukung kualitas sumber daya manusia setempat. LITBANG KOMPAS

Menurutdia, program restorasi terumbu karang tersebut menjadi program percontohan nasional yang fokus pada keberlanjutan dari sisi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Terutama, untuk masyarakat Bali, yang ikut berperan banyak selama program restorasi terumbu karang dilaksanakan. Deputi Bidang Koordinasi Sumber daya Maritim Kemenko Marves Safri Lingkungan Masyarakat Yang Dapat Merusak Citra Pariwisata Nasional DENPASAR- Kasus penipuan money changer yang menimpa Turis Australia baru-baru ini mendapat perhatian serius Wakil Gubernur yang juga menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati Cok Ace. Menyikapi persoalan yang mencoreng citra pariwisata Bali itu, Wagub Cok Ace menggelar rapat koordinasi lintas sektor bersama stakeholder pariwisata, Selasa Anggara Pasah Wuku Merakih 26 Juli 2022. Rakor yang digelar di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali itu diikuti unsur Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Polda Bali, Bali dan Kabupaten Badung, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Badung dan Gianyar, Asosiasi Pedagang Valuta Asing dan stakeholder pariwisata Cok Ace dalam arahannya menyampaikan bahwa aksi penipuan yang menimpa wisatawan asing oleh money changer tak berizin itu sangat penting untuk disikapi. Selain merusak citra pariwisata Bali, tindakan semacam ini bisa menjadi bumerang bagi Bali yang saat ini tengah berjuang memulihkan sektor pariwisata. “Seluruh komponen telah berjuang keras dan bahu membahu untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Sekarang pun Covid-xix sejatinya belum teratasi secara tuntas, tapi syukurnya sektor pariwisata berangsur pulih,” ucapnya. Oleh sebab itu, ia tak ingin aksi-aksi penipuan seperti yang terjadi di money changer menjadi hambatan dalam pemulihan Bali. Melalui pelaksanan rakor ini, ia ingin memperoleh masukan dari berbagai komponen untuk mengatasi persoalan ini. Selain kasus penipuan coin changer, Wagub Cok Ace juga menyinggung isu lain dalam dunia kepariwisataan yaitu ketentuan SIM Internasional bagi wisatawan dan persoalan lingkungan yang rentan dijadikan alat untuk menjatuhkan citra pariwisata dengan keberadaan coin changer, Kepala Perwakilan Depository financial institution Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menjelaskan bahwa kegiatan usaha ini diatur dalam Peraturan BI Nomor 18/20/PBI/2016 Tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank KUPVA BB. Dalam operasionalnya, KUPVA BB memiliki kantor pusat dan kantor cabang. Merujuk data bulan Juni 2022, di Bali terdapat 103 kantor pusat dan 388 kantor cabang KUPVA BB yang tersebar di seluruh Bali. “Sebarannya terbanyak ada di Kabupaten Badung yaitu 347 kantor cabang,” Trisno Nugroho menjelaskan ciri-ciri KUPVA BB berizin yaitu memasang logo serta sertifikat izin usaha yang dikeluarkan oleh BI. Menurutnya, ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam penertiban money changer bodong. Tantangan antara lain, tak semua wisatawan asing paham bahwa mereka harus bertransaksi valuta asing di KUPVA BB berizin dan banyak pelaku usaha tidak paham peraturan dalam mendirikan usaha penukaran valuta asing. Selain itu, edukasi dan sosialisasi terkait penukaran valuta asing masih minim serta belum ada tindakan penertiban untuk memberikan efek jera bagi pelaku usaha KUPVA BB tidak berizin. Menyikapi hal ini, Trisno mengusulkan pelibatan desa adat dalam penertiban KUPVA BB tak berizin dengan memasukkannya dalam pararem. Menurutnya hal ini bisa memberi efek jera bagi pelaku KUPVA BB tak berizin yang beroperasi di wewengkon desa penertiban KUPVA BB tak berizin didukung sepenuhnya oleh Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing APVA Bali Ayu Astuti Dhama. Menurutnya, penertiban bisa dilaksanakan dengan memeriksa kelengkapan yang resmi dikeluarkan BI berupa logo dan sertifikat izin usaha. Sementara itu, Wadir Krimum Polda Bali AKBP Suratno menegaskan bahwa jajarannya mendukung penuh upaya pemulihan ekonomi Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata. Disebutkan olehnya, aksi penipuan money changer bukanlah satu-satunya hal yang mencoreng citra pariwisata Bali. “Ada pula aksi penjambretan, copet hingga ulah oknum sopir taksi yang menaikkan tarif untuk wisatawan,” bebernya. Khusus terkait aksi penipuan money changer, pihak kepolisian mengalami kendala dalam menindaklanjuti karena tak terpenuhinya unsur formil dan materiil. Karena kerapkali wisatawan hanya berorientasi barang atau uang mereka kembali dan tak melanjutkan proses hukum sebagaimana yang berlaku di Republic of indonesia. “Kalau ada laporan resmi, ini bisa kami tindaklanjuti sebagai tindakan penipuan dan penggelapan,” ujarnya. Kendati demikian, jajaran kepolisian tetap berupaya untuk menertibkan keberadaan money changer dengan melakukan pengecakan ke lapangan. “Dari 155 money changer yang sudah kami cek, hanya x yang ada izinnya. Tapi kami tak punya kewenangan untuk nutup,” PP Bali dan Badung juga mengutarakan bahwa mereka tak punya kewenangan untuk memberi sanksi atau menutup karena regulasinya ada di Banking concern Indonesia. Manambahkan penyampaian jajaran Pol PP, Ketua LPM Legian I Wayan Puspa Negara menyinggung pentingnya keterlibatan Bank Indonesia dalam menertibkan coin changer tak berizin. Ia yakin, dengan dukungan semua pihak, persoalan ini dapat segera Koordinator kelompok Ahli Pembangunan Bidang Pariwisata IGAN Rai Surya Wijaya menyarankan agar pemerintah tegas dan tak mentolerir keberadaan money changer bodong yang dapat menurunkan citra pariwisata Bali. Sejalan dengan usulan BI, ia juga mengusulkan pelibatan desa adat dalam penertiban money changer bodong. Berikutnya ada Kepala Himpunan Pramuwisata Republic of indonesia HPI Bali Nyoman Nuarta yang menyarankan pembentukan satgas dan rapat lanjutan dalam menyikapi persoalan mendengar berbagai masukan, Wagub Cok Ace menyimpulkan bahwa rakor menyepakati pembentukan tim task force yang bisa langsung bekerja dan turun ke lapangan untuk memberi efek jera. Selanjutnya akan dibentuk tim dengan jangkauan lebih luas yang bertugas mencari persoalan sosial yang menjadi pemicu maraknya aksi penipuan berkedok money changer di objek dengan itu, Ketua Ketua Gabungan Industri Pariwisata Republic of indonesia GIPI Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana akan memperkuat upaya pencegahan dengan mengedukasi wisatawan agar lebih banyak menggunakan uang elektronik dalam bertransaksi. “Kita akan buatkan arahan dalam berbagai bahasa untuk mengedukasi wisatawan agar mereka tidak mudah kena tipu,” pungkasnya. Continue Reading Lingkungan Masyarakat Yang Dapat Merusak Citra Pariwisata Nasional Source xVMKken.
  • xflui7f2x4.pages.dev/999
  • xflui7f2x4.pages.dev/354
  • xflui7f2x4.pages.dev/773
  • xflui7f2x4.pages.dev/653
  • xflui7f2x4.pages.dev/551
  • xflui7f2x4.pages.dev/580
  • xflui7f2x4.pages.dev/613
  • xflui7f2x4.pages.dev/329
  • xflui7f2x4.pages.dev/999
  • xflui7f2x4.pages.dev/678
  • xflui7f2x4.pages.dev/918
  • xflui7f2x4.pages.dev/990
  • xflui7f2x4.pages.dev/93
  • xflui7f2x4.pages.dev/441
  • xflui7f2x4.pages.dev/211
  • lingkungan masyarakat yang dapat merusak citra pariwisata nasional